AIR BERSIH YANG MENGALIR LANCAR

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Membangun keluarga dengan demensi yang sangat luas dan kompleks sesungguhnya dapat dimulai dari awal sederhana tetapi dibutuhkan masyarakat luas. Namun agar setiap keluarga bisa sejahtera dan mandiri, setiap keluarga perlu menguasai delapan fungsi utamanya dengan baik. Kedelapan fungsi utama itu adalah keagamaan, kepekaan dan kemampuan penyesuaian terhadap perkembangan budaya, cinta kasih sesamanya, kemampuan memberikan perlindungan kepada keluarganya, sehat dan dapat mengatur besar kecilnya keluarga, kemampuan mendidik anak dan anggota keluarganya, kemampuan membangun ekonomi keluarganya dan pemeliharaan lingkungannya sebagai penopang kehidupannya yang sejahtera.

 Minggu lalu, Walikota Palembang, Ir. H. Eddy Santana Putra, MT, bersama Rektor Universitas Tamansiswa Palembang, Ki Sofyan Hasan, SH, MH, menyelenggarakan Seminar Nasional Pembangunan Berwawasan Kerakyatan di Palembang. Seminar Nasional yang mendatangkan tiga pakar utama tingkat nasional, Prof. Dr. Sri Edi Swasono, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Penasehat Bappenas, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, mantan Panglima TNI, dan Prof. Dr. Haryono Suyono itu dipadati peserta yang datang dari seluruh Sumatera Selatan dan daerah lainnya.

 Pertemuan yang dibuka oleh Walikota yang gesit itu mendapat sajian yang menarik tentang kiprah pemerintahan kota yang dipimpinnya selama hampir dua tahun. Selama itu telah berhasil diajak masyarakat Palembang bekerja keras untuk makin sejahtera. Pemkot yang dipimpinnya memulai gerakan pembangunan dengan mengalirkan air bersih yang makin deras dan merata untuk seluruh masyarakat di wilayahnya. Ajakannya kepada masyarakat Palembang menyegarkan fungsi kesehatan keluarga melalui penyediaan air bersih itu membawa dampak ganda yang luar biasa. Rakyat makin bergairah diajak peduli memberikan perlindungan kepada anak bangsa lain berupa perbaikan rumah tidak layak huni, mendidik anak balita dalam PAUD, mengirim anak bersekolah serta kegiatan lain yang diarahkan pada perbaikan ekonomi bagi keluarga kurang mampu. Kegiatan menyekolahkan anak-anak menjadi lebih menarik karena biaya sekolah hampir seluruhnya dibantu oleh pemerintah kota sehingga orang tua tidak mempunyai alasan untuk berkeberatan mengirim anaknya ke sekolah.

 Dengan adanya partisipasi yang tinggi dari masyarakatnya itu Pemerintah kota makin bisa berkonsentrasi pada upaya perbaikan infrastruktur yang memungkinkan masyarakatnya membangun kemampuan ekonomi yang bisa mendongkrak tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Keberhasilan itu dirasa memuaskan, tetapi secara jujur Walikota merasa miris apakah kebijaksanaan dan kerja keras selama dua masa jabatan itu akan diteruskan di masa depan. Dalam presentasi sesudah kesempatan Walikota, Prof. Dr. Haryono Suyono dari Yayasan Damandiri memberi jaminan bahwa apabila masyarakat puas serta mempunyai komitmen dan siap membangun forum pemberdayaan keluarga (Posdaya) untuk melanjutkan langkah-langkah yang telah diambil oleh Walikota yang membuka jalan yang begitu baik, sekaligus  menyegarkan kembali dan sanggup membudayakan jiwa gotong royong secara sungguh-sungguh, hampir pasti gagasan dan langkah-langkah yang telah dilaksanakan oleh Walikota yang gesit dan dinamik itu akan tetap dilanjutkan dengan jiwa besar oleh masyarakat luas.

 Masyarakat tidak lagi akan mencoba, tetapi telah merasakan nikmatnya hidup sehat, anaknya sekolah dan bisa membangun usaha ekonomi untuk mendukung hidup layak secara terhormat dalam lingkungan yang makin bersih dan menyenangkan. Palembang secara diam-diam telah melaksanakan pemberdayaan keluarga dan sekaligus awal dari upaya pengentasan kemiskinan berbasis MDGs. Dengan sentuhan sedikit saja Palembang bisa secara sistematis membudayakan langkah-langkah strategis yang mendongkrak munculnya keluarga sejahtera, bebas kemiskinan dan sekaligus meningkatkan IPM serta menyelesaikan target-target MDGs dengan mulus.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).