MENGAJAK PARA LANSIA TETAP GIGIH BERJUANG

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Minggu lalu, tepatnya tanggal 24 Juli 2013, Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), yang didirikan pada tanggal 24 Juli 1962 oleh tokoh-tokoh yang gigih, antara lain Almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. Soetadjo Kartohadikoesoemo, mantan anggota Volkraat atau DPR, Bapak Ir. Besar Mertokoesoemo, anggota Delegasi RI ke Konperensi Meja Bundar, Bapak Sudiro, mantan Gubernur DKI Jakarta, Bapak Warsito Puspayo SH, mantan anggota DPR RI, genap berusia 51 tahun. Usia lebih setengah abad bertepatan dengan bulan Ramadhan, ditandai dengan upacara buka puasa sederhana di Kantor Pusat PB PWRI di Jakarta.

Acara sederhana itu disertai dengan penyegaran kesepakatan kerjasama dengan PT Askes  yang selama ini melayani kesehatan para pensiunan.

 Penyegaran ini akan dikukuhkan pada saat upacara resmi dalam bulan Agustus nanti sangat diperlukan karena akhir-akhir ini para pensiunan anggota PWRI tidak mau lagi hanya dianggap sebagai sisa pembangunan tetapi ingin lebih peduli terhadap harmonisasi dan pemberdayaan tiga generasi, yaitu generasi anak-anak, generasi penduduk dewasa dan sesama generasi lanjut usia. Generasi pensiunan yang rata-rata diatas usia 56 atau 60 tahun, sepakat bahwa dalam keadaan sehat wal’afiat siap bersama generasi lainnya ikut berjuang membangun bangsa. Oleh karena itu dengan pelayanan kesehatan yang lebih baik, para pensiunan, lebih-lebih mulai awal tahun depan, PT Askes akan melaksanakan fungsi sebagai BPJS, diharapkan makin memberi pelayanan kesehatan yang terbaik agar tidak saja usia harapan hidup bertambah panjang, tetapi setiap pensiunan bertambah sehat dan siap bekerja cerdas dan keras dalam pembangunan. Biarpun dalam keadaan dan dalam kedudukan yang sifatnya informal para pensiunan ingin mengabdi kepada nusa dan bangsanya. Mereka yakin, karena usia harapan hidup yang makin panjang, disertai pelayanan kesehatan yang baik, kearifan dan kemampuannya, masih berguna untuk disumbangkan dalam berjuang mebangun bangsa bersama generasi yang lebih muda lainnya.

 Disamping penyegaran kerjasama dengan PT Taspen, acara sederhana itu disertai buka puasa yang marak, diisi pula dengan pengukuhan program dan kegiatan acara peringatan Hari Ulang Tahun secara terbuka yang direncanakan pada tanggal 22 Agsutus di Gedung Granadi Jakarta. Acara HUT itu menjadi ajang pengakuan dan penghargaan kepada para tokoh yang memberikan semangat, dorongan dan fasilitasi pada partisipasi pensiunan dalam perjuangan membangun bangsa. Termasuk, menurut laporan cabang-cabang di daerah, para Gubernur, Bupati/Walikota dan pejuang yang nyata-nyata tidak menganggap remeh dan tidak memberi perlakukan habis manis sepah dibuang kepada PWRI atau anggotanya.

 Tokoh-tokoh yang masih aktif itu justru memberi dorongan, semangat dan fasilitasi pada kegiatan PWRI di tingkat masing-masing dan utamanya memberi fasilitasi pada kegiatan PWRI di tingkat akar rumput. Seperti diketahui program dan kegiatan PWRI di akar rumput dewasa ini makin berkembang menyatu dengan kegiatan nasional berupa upaya pengentasan kemiskinan dengan ikut serta dalam kegiatan masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). PWRI di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota berlomba-lomba bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi ikut mendorong dan memfasilitasi masyarakat dan keluarga desa bekerja cerdas dank keras secara gotong royong sesama tetangga dan keluarga lain yang peduli.

 Disamping itu kaum ibu lansia yang tergabung dalam Kerta Wredatama PWRI menyelenggarakan kegiatan aneka ragam yang intinya mendorong keakraban yang makin bermakna diantara sesama warga pensiunan dan lansia. Mereka menggelar program pendidikan dan ketrampilan yang di desanya ditularkan kepada kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam PKK atau kelompok ketrampilan lainnya. Mereka yang ahli dalam pembuatan kue atau makanan menyajikannya sebagai suguhan yang enak dan lezat. Dalam rangka menjelang Hari Raya Idul Fitri dianjurkan agar yang mahir mengajak sesamanya untuk membuat kue atau makanan kecil.

 Pada kesempatan tersebut akan dibahas pula gagasan pengembangan Kebun Bergizi yang bagi para lansia muncul dengan penyempurnaan gagasan yang baru dilontar oleh Ibu Negara sebagai Taman Lansia Sejahtera, yang tidak saja berupa kebun bergizi tetapi dilengkapi dengan berbagai kegiatan olah raga untuk para lansia di latar kebun yang penuh dengan keindahanan tanaman cabe, terong, bayam, tomat dan sayuran lain yang tidak saja bermanfaat tetapi juga menghasilkan kesejukan dan kesegaran udara di sekitarnya. Taman Lansia Sejahtera itu dapat disiapkan di rumah-rumah lansia yang mempunyai halaman luas di desa dan dimanfaatkan bersama oleh lansia dan anak muda dengan berbagai kegiatannya.

 Karena umumnya para lansia akan banyak dikunjungi oleh anak cucunya diperkenalkan pula gagasn agar anak muda tidak saja peduli terhadap lansia tetapi mengajak para lansia, utamanya mantan pegawai negeri untuk menjadi pelopor menerima lansia sebagai konsultan di kantor masing-masing dan memberi dukungan terhadap program lansia peduli di setiap daerah. Melalui kepedulian itu diharapkan para lansia yang masih potensial dapat ditugasi untuk ikut menjadi pendamping generasi yang lebih muda membangun bangsa melalui kegiatan di kantor atau lembaga anak-anak muda agar dalam ulang tahun yang ke 51 mulai diselenggarakan pelatihan bagi para sukarelawan untuk bertindak sebagai “konsultan” di berbagai bidang pembangunan di daerah. Peringatan sederhana dengan berbuka puasa bersama ternyata memberi makna yang luar biasa kepada para anggota PB PWRI dan sahabatnya, umumnya dari Jakarta dan sekitarnya, yang ingin mewujudkan organisasi pensiunan yang tetap berguna untuk nusa dan bangsanya.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum PWRI).