Memperingati Hari Lansia Sedunia

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Minggu lalu, di Alun-alun Wonosobo yang berhawa sejuk, dihadiri lebih dari 5000 peserta lansia dan keluarganya dari seluruh Indonesia, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Drs. Heru Sujatmiko, atas nama Gubernur Jateng, memimpin Peringatan Hari Lansia sedunia. Bertindak sebagai tuan rumah Wakil Bupati Wonosobo, Ibu Maya Rosida, mewakili Bupati yang sedang dinas di Jakarta, dengan ramah dan cekatan, menggelar acara olah raga Senam Keluarga Indonesia berbasis Senam Tera sebagai olah raga yang sehat dan meriah. Hadir pula Dutabesar atau wakil-wakilnya dari tujuh Negara sahabat menikmati udara, pemandangan alam dan matahari terbit yang mempesona serta kehangatan para lansia yang dengan wajah segar dan senyum tiada henti mensyukuri nikmat usia panjang yang banyak manfaatnya.

 Peringatan Hari Lansia sedunia disajikan dengan pembukaan Senam Keluarga Indonesia di pagi yang sejuk dan diikuti tidak kurang dari 5000 lansia dan keluarganya, suatu perubahan paradigma bukan dengan Senam Lansia oleh penduduk lansia yang ditonton dan sering diketawai anak cucunya, tetapi justru dengan penuh kasih sayang para lansia berbaur, masing-masing berpakaian kaos olah raganya, bersama anak cucunya, melakukan senam bersama. Kesatuan keluarga, sebagai warisan nenek moyang, terpelihara dengan baik karena penduduk lansia tidak dipisah dari lingkungannya, tetapi justru menyatu akrab yang menyejukkan. Penduduk lansia tidak kesepian atau dibuat kesepian karena dipisah dari lingkungan keluarganya seakan tidak ada lagi gunanya. Penduduk lansia utuh dan mendapat kehormatan yang mengasyikkan.

 Peringatan Hari Lansia sedunia sengaja digelar dengan tema Lansia peduli tiga generasi karena para lansia ingin menunjukkan bahwa lansia Indonesia bukanlah sebagai seseorang yang hanya ingin dikasihani, tetapi peduli terhadap pembangunan budaya cinta kepada keluarga dan sesamanya sehingga kearifan dan pengalamannya pantas diteruskan dan diperkaya oleh generasi yang lebih muda untuk sebesar-besar kejayaan bangsa dan negaranya. Acara senam bersama itu dilanjutkan dengan acara sambutan-sambutan yang dimulai oleh tuan rumah yang merasa terharu bahwa acara yang digelar di alun-alun yang luas itu dihadiri oleh wakil-wakil lansia dari seluruh Indonesia yang dikoordinasikan oleh suatu Panitia yang dipimpin oleh dr. Joko Rusmoro, lansia pensiunan BKKBN yang dimasa mudanya ikut menggalang partisipasi masyarakat untuk KB yang berhasil. Panitia nasional itu dikukuhkan oleh DNIKS sebagai organisasi sosial yang mengkoordinasikan berbagai organisasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

 Ucapan selamat datang disambut Wakil Gubernur Jateng dengan antusiasme yang tinggi karena melihat bahwa lansia Indonesia patut dibanggakan dan mampu memberikan teladan untuk tetap mencintai keluarganya secara utuh, berbagi kearifan dan pengalaman kepada anak cucunya dan ikut melanjutkan pembangunan dalam persatuan dan kesatuan sesama generasinya maupun bersama generasi lebih muda, dan dengan anak cucu yang bersambung dalam kepedulian yang tinggi sesama tiga generasi. Dalam kesempatan pidato itu, Wakil Gubernur yang simpatik, salah satu pahlawan pendukung kegiatan Posdaya semasa menjabat sebagai Wakil Bupati, dan kemudian sebagai Bupati Purbalingga, adalah kabupaten pertama yang membangun Posdaya melalui kegiatan KKN Mahasiswa Universitas Jendral Soedirman (UNSUD) di Purwokerto. Dengan mantab beliau meresmikan dan mendeklarasikan Senam Keluarga Indonesia yang diikuti oleh seluruh anggota keluarga dalam kesatuan yang akrab, sehat dan menggembirakan.

 Acara dilanjutkan dengan sambutan Dutabesar Seychelles, YM Nico Barito, mewakili tujuh Dutabesar dan Perwakilan Negara sehabat yang datang bersama isteri dan anak-anaknya. Sambutan yang simpatik itu disampaikan dalam bahasa Indonesia yang fasih karena ternyata beliau sebelumnya bertugas sebagai utusan PBB di Jakarta. Dijanjikannya bahwa Wonosobo akan dibantu diangkat sebagai tujuan wisata yang menarik karena dataran tinggi Dieng, matahari pagi yang eksotik dan utamanya karena keramah tamahan rakyatnya yang menyejukkan. 

 Acara pembukaan dimulai dengan memencet tombol yang membuka selubung pembuka monumen hidup indah yang didalamnya terdapat lansia yang siap membangun. Acara disambung dialog menyapa ribuan peserta upacara yang tetap setia tidak bergeming karena dihibur nyanyian dan gelar budaya yang menarik. Diantar pembawa acara Ketua Umum DNIKS, Prof. Dr. Haryono, didampingi pembawa acara senior TVRI Jateng, Ibu Iin, Wakil Bupati Ibu Maya Rosida secara lincah menyapa para lansia dari seluruh Indonesia untuk bercerita tentang kegiatan masing-masing berbaur bersama generasi muda, membangun daerah dan keluarga pra sejahtera di desanya. Para tamu umumnya yakin bahwa para lansia, kalau diberi kesempatan, dapat memberikan dharma baktinya tanpa ambisi karena segalanya dianggap dan disumbangkan sebagai amal ibadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

 Acara dialog yang hidup itu, tidak bisa segera diakhiri, karena setiap kelompak, dari Aceh sampai Papua, ingin mengutarakan kekagumannya terhadap Kota Wonosobo yang sejuk, ramah dan hampir belum tersentuh polusi. Acara peringatan yang meriah itu ditutup dengan gelar peragaan seni yang dilakukan oleh generasi tua dan muda berupa seni rias modern serta kamampuan tata busana indah dan modern. Pameran itu boleh dikata mengalahkan tontonan yang hanya bisa dilihat di pertunjukkan mewah di New York atau Paris. Kabupaten Wonosobo dengan disertai senyum, siap menjadi penyaji seni dan budaya global bernuansa lokal guna menyambut turisme dari manapun datangnya. Semoga. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS, www.haryono.com).