MEMBANDINGKAN KEMAJUAN POSDAYA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Dalam rangkaian membandingkan kemajuan satu Posdaya dengan Posdaya lainnya, ratusan relawan Posdaya dari berbagai perguruan tinggi, dalam dua bulan terakhir ini telah melakukan blusukan berkunjung ke desa mengalahkan blusukannya Presiden Jokowi atau para Menteri yang diperintahkan melakukan hal yang sama. Blusukan sebelumnya adalah mengantar para mahasiswa melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya, menjelaskan maksud tujuan pengembangan Posdaya dan membantu pembentukan Posdaya di desa-desa. Para Dosen dan Mahasiswa menganjurkan keluarga desa membangun, membina dan mengisi kegiatan di lingkungan Posdaya di desanya. Setelah satu setengah bulan mendampingi dan membantu pengembangan Posdaya di desa, para mahasiswa kembali ke kampus melanjutkan kuliahnya. Periode berikutnya masyarakat melanjutkan pembinaan dan pengisian Posdaya yang ada di desanya agar kebersamaan yang mulai dibangun membawa manfaat yang maksimal.

 Dalam prakteknya, para mahasiswa yang melakukan KKN tematik Posdaya ke desa itu jatuh cinta pada desa dan Posdaya yang dibentuk dan dikembangkannya. Banyak mahasiswa yang kemudian mengadakan kesepakatan antar anggota kelompoknya untuk setiap minggu kembali ke desa yang telah memberi kesan sangat manis dan menyenangkan. Banyak yang dengan ijin, persetujuan dan dukungan Dosen Pembinanya melanjutkan pembinaan Posdaya secara sukarela, bahkan mengajak mahasiswa dari Program Studi lain membantu menyelesaikan masalah pembangunan yang belum bisa diselesaikan secara tuntas sebelumnya.

 Melihat gelagat itu banyak perguruan tinggi yang memiliki program kurikuler lain, yang isinya bersifat pembinaan masyarakat, seperti pemberantasan buta aksara, pengembangan pendidikan luar sekolah, praktek lapangan design rumah murah dan lain sebagainya, memadukan program itu pada Posdaya yang telah terbentuk di tingkat pedesaan. Posdaya atau kumpulan Posdaya tertentu di suatu Kecamatan atau Desa dijadikan model forum untuk praktek berbagai program studi yang intinya pemberdayaan masyarakat desa.

 Dalam kegiatan mencari Posdaya yang bisa dijadikan contoh pengembangan Posdaya pada umumya, selama dua bulan ini para Dosen dan Pemerhati Posdaya di berbagai daerah telah diminta berkunjung ke desa-desa yang pernah menjadi wilayah kunjungan KKN tematik Posdaya untuk meninjau Posdaya yang telah dibentuk dan dibina oleh mahasiswa atau oleh komponen pembangunan lainnya. Salah satu contohnya adalah kegiatan Tim Ibu Riny Luawo, dosen dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango. Seperti diketahui, Bupati Bone Bolango, Drs. Hamim Pou, S. Kom., adalah seorang aktifis yang terpilih menjadi Bupati, telah sepakat mengembangkan Posdaya sebagai ujung tombak pemberdayaan keluarga di tingkat pedesaan. Bupati sangat menghargai pengembangan Posdaya di desa-desa kabupatennya.

 Ibu Riny yang gesit itu menganggap kegiatan peninjauan ke Posdaya di desa-desa sebagai rekreasi jalan-jalan menikmati keindahan desa yang tidak polusi dan masih asli. Rombongannya ditugasi meninjau Posdaya di desa terpencil Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, yang menurut dugaan mempunyai Posdaya yang dianggap maju. Setelah perjalanan yang melelahkan, melintasi sungai tanpa jembatan sampai dua kali, melalui jalan yang tidak mulus, rombongannya sampai di  "Posdaya Tumbuiyo", yang dipimpin oleh Ibu Hamidah Hantu, dan terletak jauh di desa yang terpencil itu. Posdaya ini semula dikembangkan oleh Isteri Gubernur Gorontalo, Ibu Idah Syahidah Rusli Habibie, MH., melalui beberapa kali kunjungan dan sosialisasi ke desa terpencil itu. Pada periode berikutnya pembinaannya dilanjutkan oleh Tim LPPN Universitas Muhammadiyah di Gorontalo. Dengan penuh kegembiraan, rombongan bersyukur Alhamdulillah, karena sebagian keluarga di Posdaya ini tidak saja mengerti Posdaya, sadar pembentukan Posdaya, tetapi telah mempraktekkan pemberdayaan keluarga dengan langkah-langkah konkrit. Lingkungan di sekitar rumah penduduk tidak saja ditanami toga, serumpun tanaman obat yang hanya dipetik pada saat ada anggota keluarga jatuh sakit, tetapi sesuai anjuran Tim Posdaya, halaman rumah pada umumnya dirubah menjadi Kebun Bergizi yang ditanami sayuran yang siap dipetik untuk keperluan masak dan sayur makan setiap hari. Suatu penghematan yang lumayan bagi suatu keluarga pra sejahtera yang biasanya mengeluarkan dana untuk belanja sayur ke pasar. Apalagi seluruh Desa atau Kecamatan itu bisa membuat Kebun Bergizi, yang dengan makin baiknya sarana jalan menuju ke desa itu, tidak mustahil desa terpencil yang semula sangat miskin itu menjadi pemasok sayur yang menguntungkan.

 Hanya dengan melihat banyak halaman rumah yang berubah menjadi Kebun Bergizi saja kita bisa mengetahui bahwa bimbingan Ibu Gubernur dan Tim PKK serta binaan mahasiswa KKN tematik Posdaya telah mulai difahami masyarakat desa terpencil, yang untuk sampai ke desa itu harus dua kali menyeberang sungai kecil, tanpa jembatan, yang makin meyakinkan betapa terpencilnya desa itu. Diluar kegiatan di halaman penduduk, ternyata upaya mendidik anak-anak dari Desa Tapadaa tidak tertinggal. Anjuran mengirim semua anak usia sekolah ke sekolah telah diikuti oleh penduduk desa. Hampir tidak ada anak usia sekolah yang tidak sedang sekolah.

 Dalam bidang kesehatan dan KB, sebagian besar keluarga muda, yang secara kebetulan Bupati Bone Bolango pernah menjadi aktifis program KB di masa lalu, telah ikut menggunakan berbagai alat kontrasepsi yang sebagian besar diberikan secara cuma-cuma melalui Puskesma se tempat. Disini kelihatan bahwa sisa-sisa pengaruh dan kegiatan Bupatinya dalam bidang KB telah ikut merangsang partisipasi KB yang cukup tinggi di kabupaten tersebut. Keikut-sertaan dalam KB itu juga mempunyai pengaruh pada jumlah anak balita yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang biasanya disebut sebagai bonus demografi.

 Dengan makin mantabnya Posdaya di desa itu, dan desa-desa lain di Kabupaten lain di Gorontalo, seperti di Kabupaten Gorontalo Utara dan Boalemo, para penggiat Posdaya di Provinsi Gorontalo mulai mengembangkan dukungan pengembangan ekonomi mikro untuk peserta yang dianggap lulus dalam penyegaran budaya hidup gotong royong. Melalui sistem tanggung renteng, dan kerjasama dengan Bank BPD Sulut Cabang Gorontalo Utara, pada waktu ini sedang dikembangkan Skim Tabur Puja yang memberikan dukungan kegiatan menabung dan pemberian kredit yang dibatasi pada jumlah tidak lebih dari Rp. 2 juta rupiah tanpa agunan.

 Blusukan mencari Posdaya yang dianggap siap dan telah mengembangkan komitmen untuk membantu keluarga pra sejahtera menjadi keluarga yang lebih sejahtera itu ternyata membawa dampak yang luas. Gubernur Gorontalo, Drs. Rusli Habibie M. Ap. dan utamanya Ibu Gubernur, Ibu Idah Syahidah Rusli Habibie, MH., sekaligus sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, dibantu Tim Posdaya dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo, yang dipimpin Rektor, Prof. Dr. Nelson Pomalingo, dapat mempercepat usahanya untuk menampung dan mengkoordinasikan kegiatan seluruh jajaran SKPD dalam semangat bahu membahu menempatkan Posdaya sebagai ujung tombak, sebagai forum keluarga dan masyarakat di desa, forum untuk silaturahmi dan menempatkan seluruh keluarga miskin sebagai titik sentral pemberdayaan agar upaya terpadu itu bisa mengungkit keluarga miskin untuk bangkit. Harapannya adalah bahwa kegiatan yang maju itu dan mulai memberikan dampak positif itu bisa segera ditiru dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat luas di Kabupaten lain di Gorontalo. Keluarga miskin menjadi aktor pembangunan dan dapat dengan bangga berkata pada diri sendiri, aku bisa, kita bisa, kita sejahtera dan Indonesia Jaya ! (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).