MEMPERSIAPKAN SDM TERAMPIL

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Detik-detik menjelang Hari Kemerdekaan RI 2015, kita merenung kembali betapa nenek moyang berjuang keras mengantar bangsa ini menuju ke pintu gerbang kemerdekaan dengan tujuan luhur untuk sebesar-besar kesejahteraan seluruh anak bangsanya. Belum lama ini kita membaca berita adanya kesepakatan pemerintah Indonesia dan Cina untuk saling tukar menukar tenaga antar bangsa untuk pembangunan. Belum kering berita itu, belum kita buang surat kabar yang memuat berita itu, sudah kita baca berita tentang ribuan pekerja Cina yang sudah berada dan bekerja di Banten dan Papua. Ada kesan bahwa aparat dan masyarakat Indonesia belum banyak menindak lanjuti pernyataan pemerintah itu tetapi pemerintah lain spontan mengirim ribuan tenaga kerjanya ke tanah air Indonesia. Masyarakat desa masih nampak tenang dan terkesan belum banyak melakukan persiapan yang dibutuhkan.

Kesan itu sesungguhnya belum tentu betul. Pertengahan bulan lalu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, MSc mengadakan Focus Group Discussion dengan tujuan yang sangat mulia. Menteri dan seluruh jajarannya bukan membahas tehnik pengembangan infrastruktur, tetapi mempelajari masuknya Indonesia dalam Era Bonus Demografi yang kita ketahui merupakan ledakan tenaga muda yang diharapkan dengan pendidikan, pelatihan dan ketrampilan yang memadai, dapat disiapkan menjadi pendorong pembangunan nasional. Tenaga muda yang terampil dapat menjadi asset yang bisa menghasilkan sumbangan yang besar terhadap pembangunan dan kemakmuran bangsa.

Menyambut Era Bonus Demografi itu terlihat Kementerian PUPR memiliki dua peranan besar. Yang pertama dapat memfasilitasi daerah-daerah dengan limpahan tenaga muda sebagai sumber daya manusia yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur nasional. Tenaga-tenaga yang melimpah dapat disulap dan dipersiapkan menjadi tenaga ahli dan tenaga terampil yang dapat menghasilkan kreasi yang luar biasa guna mendorong percepatan pembangunan dan kemakmuran bangsa. Bahkan limpahan anak muda dapat dipersiapkan dan diberikan sertifikasi agar bisa membantu pembangunan di negara-negara lain yang penduduknya makin menua dan memerlukan tenaga ahli serta tenaga tehnisi lapangan yang siap menjamin kelanjutan kemakmuran dan pembangunan bangsanya dengan tenaga kerja yang memenuhi syarat.

Pada bagian lain, dengan persiapan pelatihan yang memadai, luapan tenaga kerja baru yang terjadi di wilayah dengan keberhasilan program KB yang menakjubkan dan perbaikan kesehatan yang berakibat penurunan kematian yang tinggi, bisa disumbangkan ke provinsi atau kabupaten/kota lain yang masih merasakan kekurangan tenaga kerja terampil untuk menggali sumber daya alam yang melimpah. Mereka dipersiapkan dengan relatif murah dibandingkan potensi sumbangan yang dapat diberikan untuk mengantar keluarga di daerah yang belum maju.

Pandangan pengisian kekurangan tenaga kerja terampil harus melalui transmigrasi tidak seluruhnya benar. Investor-investor yang berjiwa social dapat diundang dengan dukungan fasilitasi yang menjanjikan. Kementerian PUPR dapat menghasilkan tenaga terlatih dari wilayah yang telah menikmati Bonus Demografi. Luapan Bonus Demografi tidak seluruhnya berupa tenaga berpendidikan tinggi. Banyak, bahkan jutaan yang tingkat pendidikannya di bawah SD atau SMP. Mereka terlalu miskin untuk menyelesaikan pendidikannya atau terlalu miskin untuk melaju ke tingtkat pendidikan tinggi. Tenaga-tenaga itulah yang dapat dipersiapkan dengan baik.

Alhamdulillah, Kementerian PUPR mengantisipasi kemungkinan ini. Pada waktu ini sudah tersedia pusat-pusat pelatihan tenaga ahli dan tenaga terampil di banyak daerah. Sistem Pendidikan dan Pelatihan tersebut ditambah lagi dengan 22 Mobil Unit yang dalam waktu segera akan ditambah lagi dengan 15 Mobil Unit yang baru. Ketiga puluh tujuh Mobil Unit itu akan siap melayani berbagai jenis pelatihan tenaga di daerah-daerah yang memerlukannya. Yayasan Damandiri, melalui kerjasama dengan Kementerian PUPR, dengan 45.000 Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di seluruh Indonesia, yang setiap saatnya dikembangkan dan dibina oleh sekitar 350 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia dan ratusan Pemerintah Kabupaten/Kota, akan menyiapkan tenaga muda untuk berlatih keterampilan itu.

Daerah-daerah padat penduduk akan menjadi prioritas utama dimana tenaga muda yang telah dilatih nanti, dapat dikerahkan menampung berbagai proyek atau kegiatan masyarakat melanjutkan pembangunan secara besar-besaran. Sebagian lain dapat ditawarkan pada daerah-daerah yang memerlukan tenaga terampil guna membantu membangun infrastrukrur untuk sebesar-besar kemakmuran keluarga dan daerahnya. Pemerintah daerah yang miskin tenaga muda terampil akan dirangsang untuk mefokuskan diri mengundang investor dengan jaminan tenaga terampil dari daerah dengan luapan bonus tenaga terampil yang dibutuhkan.

Sebagian lainnya, bisa diajak sebagai tenaga muda hasil Bonus Demografi ditawarkan sebagai tenaga ahli terampil ke berbagai negara. Mereka bisa menjadi duta bangsa yang dapat dibanggakan karena ikut membangun berbagai proyek infrastruktur di negara sahabat. Tenaga kerja terampil menjadi duta bangsa yang membanggakan karena mampu menjadi tenaga kerja dengan hasil kerja yang bermutu. Seolah-olah seperti atlit yang menghasilkan medali emas dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih ke puncak tiang dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang membanggakan. Bonus Demografi Indonesia dipersiapkan menjadi pahlawan bangsa. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).