GERAKAN MAHASISWA MENDONGKRAK PARTISIPASI

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Minggu ini persada Nusantara dipenuhi berbagai kejutan yang tidak banyak disambut seperti halnya peristiwa negatif atau kontroversial. Yang pertama adalah Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang ditayangkan melalui Acara Gemari Show TVRI Nasional, Peringatan resmi dengan mendatangkan Menko Kesra dan Menteri Sosial RI, Gerak Jalan bersama Ibu Negara RI yang diikuti puluhan ribu penyandang Disabilitas di seluruh tanah air serta menghasilkan Rekor Muri. Kedua, Seminar Nasional Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama Yayasan Damandiri.

 Kedua peristiwa besar tersebut tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi semua kalangan agar peduli terhadap sesama anak bangsa, utamanya memperlakukan para penyandang disabilitas tidak lagi sebagai penderita, dengan diberikan bantuan karena belas kasian, tetapi secara inklusif para penyandang disabilitas ditempatkan sebagai insan terhormat melalui upaya pengembangan dan pemberdayaan atas dasar hak-hak azasi manusia, yang memberi kebanggaan dan kesejahteraan. Siaran Gemari Show TVRI Nasional dan Gerak Jalan di seluruh Indonesia yang setiap langkahnya disiarkan secara langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI), Radio DFM, radio swasta di seluruh tanah air dan media lainnya itu adalah upaya besar merangsang kepedulian dan langkah nyata seluruh anak bangsa.

 Peristiwa kedua adalah mengangkat kepermukaan upaya mahasiswa, utamanya yang tergabung dalam 85 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia, dan selama ini menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya. Dukungan untuk para mahasiswa dan dosen pembimbing itu telah digelar di Universitas Negeri Semarang dengan kehadiran Menko Kesra dan Mendikbud RI, dan di ITB dengan kehadiran ribuan mahasiswa, para Rektor, wakil-wakil Pemda dan Pimpinan Posdaya.  Acara puncaknya adalah Seminar Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghargai dan merumuskan lebih lanjut Program KKN tematik Posdaya.

 Seperti diketahui, dalam KKN tematik Posdaya para mahasiswa dan dosen pembimbing selama satu atau dua bulan penuh tinggal di desa melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, untuk membantu dan mendampingi keluarga dan masyarakatnya membentuk, mengisi dan mendorong Posdaya di desa dan pedukuhan mengentaskan kemiskinan melalui berbagai program pemberdayaan. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa ditugaskan seperti seorang pemimpin gerakan pembangunan yang santun dan mahir. Mahasiswa dan dosen pembimbingnya berkerja keras melakukan penelitian dan pemetaan wilayah, budaya, keluarga dan para pemimpin masyarakat di tempat tugasnya. Atas dasar pengenalan itu, para mahasiswa bekerja keras melakukan kegiatan “pendidikan” mengajak partisipasi semua kalangan untuk mendalami masalah kemiskinan dan upaya penanggulangannya melalui pemberdayaan keluarga. Para mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan sopan menyediakan diri “berbhakti sosial” berjuang membentuk Posdaya sebagai forum silaturahmi, pengembangan kepedulian serta wadah menggodok upaya bersama memberdayakan keluarga tertinggal.

 Keseluruhan gerak itu dipaparkan dalam Seminar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama para Rektor, Ketua LPPM, para Gubernur, Bupati dan Walikota serta jajaran Yayasan Damandiri. Kebersamaan itu menghasilkan kesepakatan bahwa Gerakan Mahasiswa mendongkrak partisipasi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia perlu dilanjutkan. Indonesia bangkit untuk masa depan yang lebih cemerlang.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).