GEBRAKAN PSDM MEMBANGUN KELUARGA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Selama beberapa tahun terakhir ini, Universitas Airlangga di Surabaya menyelenggarakan program studi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) yang menghasilkan ratusan lulusan sarjana S2 yang tersebar di berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Seperti diketahui program studi PSDM ditujukan untuk menghasilkan tenaga lulusan S2 dengan peminatan pada pemerintahan, pendidikan dan kewirausahaan. Karena itu peminatnya datang dari kalangan pemerintah daerah, dosen-dosen perguruan tinggi dan mereka yang bergerak dalam bidang wirausaha yang mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dalam lingkungan perusahaannya atau sekaligus peduli terhadap sesama anak bangsa.

             Sejak awal upaya mendidik tenaga sarjana S2 untuk bidang pemerintahan, mengharapkan agar lulusannya menjadi pemimpin visioner yang mampu meningkatkan mutu dan efektifitas sumber daya dalam  lingkungan kerjanya, dan mendongkrak mutu sumber daya manusia dalam wilayah dan tanggung  jawab lembaganya. Sejalan dengan tujuan tersebut, semua lulusan diharapkan membangun jaringan yang bersama-sama meningkatkan mutu sumber daya manusia secara luas.

             Para lulusan yang berasal dari perguruan tinggi diharapkan menjadi dosen yang mampu mengintegrasikan atau mensinkronkan berbagai upaya pendidikan dalam lingkungan kerjanya agar menghasilkan peningkatkan mutu dan kesejahteraan rakyat banyak. Upaya tersebut diharapkan merangsang peranan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dosen dalam membawakan pendidikan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat. Mereka yang bergerak dalam bidang wirausaha diharapkan makin peka terhadap peningkatan mutu dan kesejahteraan rakyat dalam upaya membangun kebersamaan dalam berusaha, sehingga pemerataan kemakmuran diantara rakyat banyak dapat diwujudkan dengan lebih baik.

 Pengalaman para lulusan mencuatkan harapan, agar Program Studi PSDM diperluas untuk menghasikan lulusan tingkat doktor (S3), karena dalam masyarakat yang sedang membangun sangat dibutuhkan tenaga dengan kualifikasi tersebut pada tingkat pimpinan untuk menggerakkan upaya pengembanan sumber daya manusia yang lebih dinamis. Oleh karena itu, melalui pertimbangan yang matang, telah dibuka program studi yang menghasilkan lulusan doktor dalam lingkungan Program Pascasarjana Unair. Dalam pertemuan awal bulan ini, ternyata minat untuk program doktor tersebut cukup melimpah, sehingga perlu dikaji lebih mendalam kebutuhan lapangan yang berkembang melalui pendalaman kurikulum dan penyelenggaraan yang lebih efektif.

 Atas dasar hasil pertemuan tersebut, minggu lalu Pimpinan Pascasarjana Unair menggelar pertemuan Diseminasi Ilmiah sekaligus Seminar Nasional Pengembangan Kualitas Manusia Indonesia sebagai gebrakan baru untuk mendongkrak upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia secara umum. Seminar Nasional itu mendengarkan paparan Gubernur Provinsi Jawa Timur, para pengusaha dan pakar pengembangan SDM yang membahas masalah-masalah pembangunan, khususnya upaya pembangunan berbasis keluarga untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia dan menyelesaikan target-target MDGs.

 Seperti diketahui, selama ini Gubernur Jawa Timur telah mengembangkan kebijakan yang sangat pro rakyat, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan maupun dalam bidang wirausaha yang terkenal dengan dukungannya untuk membangun koperasi wanita di seluruh Jawa Timur. Kebijakan tersebut dikembangkannya atas dasar data-data hasil berbagai survey dan penelitian ilmiah berbagai instansi dan kalangan akademisi. Menurut BPS, upaya pembangunan tersebut telah berhasil meningkatkan IPM, tetapi kenaikannya belum cukup besar untuk mendongkrak ranking provinsi Jatim dibandingkan dengan provinsi lain.

 Hasil Sensus tahun 2010 menunjukkan, bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jatim masih rendah, atau kurang dari separo penduduk Jatim yang bekerja untuk menghidupi seluruh penduduk. Masih banyak penduduk Jatim yang pendidikannya tidak tamat SD, SMP atau SMA sehingga biarpun bekerja tetapi tingkat pendapatannya tidak mencukupi untuk memberi dukungan pada seluruh keluarganya. Karena itu diperlukan terobosan dan gerakan pembangunan berbasis keluarga yang bisa menyelesaikan sisa-sisa pemberdayaan sumber daya manusia secara lebih merata dan terarah.

 Untuk itu dianjurkan agar para mahasiswa PSDM, baik yang sedang mengikuti program studi S2 atau S3 untuk menjadi pelopor upaya pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa dan pedukuhan dengan pendekatan pembangunan berdasarkan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2010 tentang Pembangunan Berkeadilan. Instruksi itu mengandung tiga petunjuk penting yaitu pembangunan pro rakyat yang terfokus pada upaya pengentasan kemiskinan berbais keluarga dan pemberdayaan masyarakat. Instruksi itu menggariskan pembangunan berkeadilan dengan perhatian pada anak, perempuan dan ketenagakerjaan dengan prioritas pada keluarga miskin dan termarginal melalui usaha mikro dan kecil. Sedangkan penilaian keberhasilannya didasarkan pada indikator MDGs yang berlaku secara global.

 Melalui upaya pengembangan Posdaya tersebut, para mahasiswa mengambil kuliah di lapangan secara nyata bersama masyarakat dengan para dosen sebagai pembimbing langsung. Kesiapan dan kemampuan mahasiswa menyatu bersama rakyat untuk membangun menjadikan dirinya seorang pemimpin yang disegani dan sekaligus dapat melatih kemampuannya mendongkrak partisipasi rakyat dalam pembangunan.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).