Program Yayasan Damandiri
Sejak berdirinya pada tanggal 15 Januari 1996, Yayasan
Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) berusaha keras untuk mewujudkan maksud
dan tujuannya dibidang sosial dan kemanusiaan dengan aktif berperan dalam
memberdayakan keluarga dan masyarakat, terutama mereka yang tertinggal,
yang sering kali disebut sebagai keluarga prasejahtera dan sejahtera I.
Pada mulanya upaya-upaya pemberdayaan tersebut diwujudkan dalam program
Takesra (Tabungan Keluarga Sejahtera) dan Kukesra (Kredit Usaha Keluarga
Sejahtera). Kemudian pada penghujung tahun 2000, program tersebut dimodifikasi
bentuk penerapannya menjadi skim Kredit Pundi dan Pundi Kencana. Kerja sama
dengan Lembaga Keuangan dilakukan dengan mengadakan Kredit Pundi, Kredit
Pundi Rakyat, Kukesra dan Takesra.
Kredit Pundi adalah kredit yang diberikan melalui Bank kepada usahawan yang telah mampu menyediakan persyaratan perbankan (bankable) dengan bunga yang sedikit lebih rendah dari bunga yang berlaku di pasar. Adapun Kredit Pundi Rakyat adalah Kredit Pundi yang diberikan melalui perbankan dan lembaga non-bank kepada pengusaha-pengusaha kecil dan mikro yang tidak mampu menyediakan persyaratan perbankan (non bankable). Sedangkan Kukesra, adalah kredit yang diberikan kepada mereka yang sangat memerlukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Takesra adalah pinjaman kepada mereka yang sangat memerlukan bantuan dengan syarat bahwa mereka harus memiliki tabungan. Pinjaman ini sangat kecil, dan diberikan tanpa syarat apapun. Untuk itu Yayasan Damandiri membuka tabungan yang pertama sebesar Rp.10.000 (sepuluh ribu rupiah). Tabungan ini merupakan pancingan agar mereka mau menabung.
Dalam perkembangan selanjutnya dalam lima tahun terakhir ini, dengan bekerjasama dengan berbagai mitra, seperti: Perguruan-perguruan Tinggi/Universitas, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, Organisasi Masyarakat (Orsos), dan jajaran Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Yayasan Damandiri juga telah mengembangkan pendekatan baru dengan memberdayakan keluarga/masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Sampai dengan akhir tahun 2011 kerjasama tersebut telah dilakukan dengan 35 Lembaga Keuangan, yang meliputi perbankan dan BPR, lembaga keuangan non-bank, serta 86 Universitas/Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta di 20 Propinsi dan 100 Kabupaten/Kota.
Posdaya merupakan suatu forum silaturahmi, advokasi, komunikasi,
dan edukasi, sekaligus sebagai wadah koordinasi kegiatan-kegiatan untuk
penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Posdaya adalah wahana untuk
pemberdayaan fungsi-fungsi keluarga dengan merevitalisasi modal sosial yang
dimiliki masyarakat, seperti semangat kegotongroyongan.
Upaya-upaya yang dilakukan melalui Posdaya dikembangkan secara bertahap,
dan terutama ditujukan untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI).
Untuk itu, kegiatan-kegiatan diprioritaskan pada empat bidang yaitu: bidang
pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan.
Bidang Pendidikan
Melalui Posdaya telah dibentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan
adanya PAUD di daerah pedesaan, maka disamping sejak dini anak-anak telah
mengenal pendidikan formal, para ibu muda juga mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan dirinya menghadiri berbagai macam kegiatan, seperti: belajar
membuat berbagai macam “handy craft” yang pada gilirannya akan
bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
Disamping itu ditingkatkan pula kegiatan seperti Bina Keluarga Balita (BKB),
Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL).
Bidang Kesehatan
Melalui Posdaya diupayakan agar bayi dan anak balita serta ibu hamil secara
teratur mengunjungi Posyandu dan Puskesmas atau bidan-bidan yang telah tersebar
di daerah pedesaan untuk mengurangi jumlah kematian bayi dan ibu yang melahirkan.
Disamping itu digiatkan pula kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Bidang kewirausahaan
Dengan adanya Posdaya maka para anggotanya dapat didorong untuk saling belajar
melakukan usaha-usaha yang produktif yang memanfaatkan sumber daya yang
terdapat di daerah tempat tinggalnya, misalnya: dengan membuat kripik pisang
di daerah yang menghasilkan banyak pisang, membuat selai mangga di daerah
yang menghasilkan mangga, membuat telur asin, dstnya. Untuk mengatasi kekurangan
modal, Yayasan telah menyediakan berbagai macam skim kredit, sebagaimana
telah diuraikan di atas.
Bidang lingkungan hidup
Dalam upaya memperbaiki lingkungan hidup daerah pedesaan melalui posdaya
dibangun kebun bergizi. Masyarakat pedesaan didorong untuk memanfaatkan
petak-petak tanahnya yang kurang produktif yang berada disekitar rumahnya
untuk ditanami tanaman yang bermanfaat, seperti: terung-terungan, cabe,
tomat, bayam, kecipir serta tanam-taman obat, misalnya: jahe, kunyit, kencur
dan seterusnya.