POSDAYA MENGANTAR KELUARGA DI JAWA BARAT SEJAHTERA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Setelah berhasil mengembangkan Posdaya di wilayah Jawa Barat bagian Selatan seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, Karawang  dan kabupaten lainnya, IPB Bogor memperluas wilayah KKN tematik Posdaya yang digelarnya ke kabupaten/kota lainnya.  Begitu juga dengan UPI Bandung, setelah berhasil mengirim puluhan ribu mahasiswa KKN tematik Posdaya ke beberapa kabupaten, KKN itu meluas pula ke Cirebon, Sumedang dan Tasikmalaya. Kedua Perguruan Tinggi raksasa yang mengkoordinasikan perluasan jangkauan KKN tematik Posdaya ke beberapa perguruan tinggi dengan wilayah yang makin tersebar itu sangat memperkuat basis pengembangan pelaksanaan pemberdayaan keluarga untuk mensukseskan pengembangan ekonomi biru sebagai implementasi Inpres Nomor 3 Tahun 2010 dalam menyelesaikan target MDGs melalui partisipasi masyarakat secara mandiri.

Beberapa perguruan tinggi di wilayah yang sepintas nampak kecil, ternyata mampu melakukan KKN tematik Posdaya dengan sangat baik dan mendapat perhatian masyarakat yang sangat tinggi. Pemerintah kabupaten/kota juga menaruh perhatian dan menyambut kegiatan itu karena para mahasiswa dan dosen pendamping lapangan dengan efektif mendampingi aparat SKPD setempat menyelesaikan tugas yang diberikan pemerintah dengan lebih mulus. Keluarga muda di desa mendapat pencerahan para mahasiswa yang dengan tekun berbaur dengan rakyat dan melalui dialog dengan bahasa yang kadang sulit dimengerti tetapi karena mahasiswa mau mendengar, akhirnya menjadikan kehadiran mahasiswa KKN tematik Posdaya makin disukai.

Tidak jarang perguruan tinggi yang terjun dalam KKN tematik Posdaya dengan tanggung jawab yang tinggi itu menghasilkan inovasi yang luar biasa dalam mengantar dan mendampingi rakyat menggalakkan gerakan pemberdayaan keluarga dan masyarakat secara mandiri (Gemari). Kegiatan perguruan tinggi itu marak dengan gagasan-gagasan lapangan yang cemerlang dan dengan mudah dilaksanakan oleh rakyat sederhana yang sebelumnya tidak terbayangkan. Keluarga di desa yang kaya bahan baku dan kearifan lokal memperoleh pendampingan mengubah “sampah” menjadi “berkah”, menjadikan sumber lokal yang melimpah menjadi sesuatu yang berharga dan menguntungkan. Inovasi praktis dan sederhana yang dibawa KKN itu mempercepat upaya pengentasan kemiskinan dan sekaligus menyelesaikan target-target MDGs, yang karena dilakukan secara spontan melalui partisipasi masyarakat yang tinggi, menjamin kelestarian upaya itu tanpa menunggu proyek pemerintah.

Tidak jarang pengalaman dan keberhasilan sebuah perguruan tinggi merangsang perguruan tinggi lainnya untuk ikut serta dan menggabungkan kegiatan KKN mahasiswa yang selama ini menganut berbagai tema, memutuskan berubah dengan menganut satu tema besar ikut menyelesaikan target-target MDGs dengan prioritas utamanya pada pengentasan kemiskinan dan delapan sasaran MDGs lain secara lengkap. Pilihan paket dunia ini sangat menyederhanakan pilihan indikator, karena seluruh sasaran MDGs telah memiliki pedoman baku tentang indikator bagi setiap sasaran yang target dunianya juga telah disepakati oleh para pemimpin dunia.

Selama tahun 2013, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat Jawa Barat khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, serta dalam rangka mengembangkan ekonomi biru (blue economy) yang secara teoritis jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan economy hijau (green economy), Posdaya yang telah atau akan dibentuk difungsikan selain sebagai forum silaturahmi juga ditingkatkan menjadi forum penggerak partisipasi masyarakat, mendorong dan mengembangkan budaya entrepreneur yang menciptakan inovasi berbasis kearifan dan ketersediaan bahan baku lokal. Dengan kemudahan dan murahnya sumber bahan baku lokal, yang kadang dapat diperoleh tanpa imbalan modal, diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat dan menjadi partisipasi atau inclusion secara total. Kelebihan lain dari upanya pengembangan blue economy adalah bahwa bahan baku lokal mengharuskan tidak ada yang tersisa atau zerro waste dari segala upaya pembangunan.

Dalam kebijakan itu, bersama Koordinator KKN tematik Posdaya Jawa Barat Dr. Ir. Pudji Mulyono, MSi. dari IPB diharapkan selama tahun 2013 kegiatan Posdaya dikonsentrasikan pada pengisian secara tehnis materi-materi pengembangan ekonomi biru atau blue economy yang mengharuskan adanya partisipasi masyarakat yang kuat, tanpa satupun yang boleh menjadi penonton, atau complete participation, menggunakan kearifan lokal sehingga secara natural dapat diikuti siklus bahan baku yang setiap kali sisanya menjadi bahan masukan untuk proses berikutnya, dan adanya kesejahteraan yang lebih merata, serta keberhasilannya dapat dinikmati oleh sebanyak-banyak keluarga di daerahnya.

Proses inclusion semacam ini yang dimulai dari partisipasi peserta keluarga miskin, proses penggunaan bahan baku dan kearifan lokal serta kenikmatan yang dapat dirasakan oleh sebanyak-banyaknya keluarga yang ada di Jawa Barat akan menjadi tujuan dan arahan yang sangat signifikan untuk pengembangan ekonomi biru melalui Posdaya untuk mendukung pengembangan keluarga sejahtera yang makin merata. Oleh karena itu, sejak minggu lalu diajak serta Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan di Cikaret Bogor untuk menyiapkan diri agar bisa memberi masukan kepada upaya pengembangan ekonomi biru dengan memberikan pendampingan dan pelatihan tehnis ke daerah-daerah kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat. Ketrampilan budidaya dan pengolahan ikan yang akan menjadi bahan penyuluhan perikanan bagi STP dalam gerakan bhakti sosial itu akan menjadi masukan pertama untuk ribuan Posdaya yang ada di Jawa Barat maupun daerah lainnya. Usaha ini memungkinkan peningkatan kemandirian bagi banyak keluarga miskin untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga tidak ada satupun keluarga yang tersisa menganggur dan tidak ikut serta dalam proses pembangunan ekonomi biru. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).