MEMPERSIAPKAN TENAGA PROFESIONAL

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Di sela-sela acara pertemuan untuk membahas Bonus Demografi dan Implikasinya bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri sempat diajak meninjau prototype dari duapuluh dua Mobil Unit yang dipersiapkan jajarannya untuk mempersiapkan tenaga professional dalam bidang tugas-tugas pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ke duapuluh dua mobil unit itu dalam waktu singkat akan ditambah lagi dengan limabelas Mobil Unit agar penyebarannya lebih merata ke setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membutuhkan. Disamping tigapuluh tujuh Mobil Unit itu sesungguhnya Kementerian PUPR telah memiliki Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi di berbagai tempat di Indonesia.

Menteri PUPR, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, MSc merasa bersyukur bahwa dalam situasi upaya pembangunan yang gegap gempita sekarang ini, kementerian yang dipimpinnya telah jauh hari menaruh perhatian terhadap upaya pengembangan sumber daya manusia yang professional. Bahkan secara spontan Menteri menyambut gagasan bahwa anak muda dari keluarga prasejahtera, tidak selalu miskin tetapi dengan goncangan sedikit saja dengan mudah akan jatuh miskin, akan diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan agar pada akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi pekerja professional. Anak-anak keluarga prasejahtera itu adalah bagian yang sangat besar dari Bonus Demografi yang telah dimasuki oleh beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya. Bahkan lebih banyak lagi kabupaten/kota yang telah mendahului provinsinya memasuki Era Bonus Demografi.

Dari informasi yang diperoleh sesungguhnya anak muda Indonesia dengan pelatihan yang diikuti seperti praktek lapangan yang intensif bisa menjadi tenaga kerja yang handal. Pusat Pembinaan Kompetisi dan Pelatihan Konstruksi yang dikelola oleh Kementerian PUPR menawarkan berbagai pelatihan untuk mewujudkan tenaga kerja konstruksi yang kompeten dan berdaya saing. Tujuan itu dapat dicapai melalui berbagai tahapan, antara lain melalui peningkatan kompetensi dan profesionalitas, peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas kesetaraan kompetensi SDM di tingkat regional dan internasional. Proses itu ditempuh seluruhnya melalui berbagai jenis dan jenjang pelatihan yang cukup luas dan menyebar.

Beberapa pusat pelatihan yang bersifat tetap, lengkap dengan peralatan yang mutakhir, menawarkan berbagai jenis pelatihan untuk mencapai keahlian sebagai manajer dan kepala pelaksana atau supervisor. Disamping itu ditawarkan juga kursus keterampilan sebagai pelaksana, seperti mandor, tukang dan juga pelatihan untuk para operator. Pada setiap jenis pekerjaan itu tenaga yahg dipilih dilatih secara tuntas oleh tenaga pelatih dengan pemberian teori yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakannya serta diberi kesempatan praktek secara nyata.

Untuk bisa mengikuti berbagai jenis pelatihan itu disyaratkan tenaga kerja konstruksi baik tenaga ahli maupun tenaga terampil yang memiliki pengalaman yang sesuai dengan bidang yang akan diikutinya dalam pelatihan, sehat dan memiliki kemampuan yang tidak mengganggu kemampuan kerjanya. Peserta yang dianggap lulus dari pelatihan akan mendapat sertifikat dan dilanjutkan dengan proses untuk mendapatkan sertifikasi SKA dan SKT bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.

Balai-balai pelatihan tersebut tersebar di tujuh tempat, yaitu Balai Peningkatan Keahlian Konstruksi di Komplek PU Pasar Jumat di Jakarta, Pusat Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Jakarta, Balai Pelatihan Konstruksi I di Banda Aceh, Balai Pelatihan Konstruksi II di Surabaya, Balai Pelatihan Konstruksi III di Banjarmasin, Balai Pelatihan Konstruksi IV di Makassar dan Balai Pelatihan Konstruksi V di Jaya Pura.

Disamping pusat-pusat pelatihan di tujuh tempat itu, karena tuntutan yang makin meningkat, Kementerian PUPR yang saat ini telah memiliki 22 mobil unit yang dalam waktu singkat akan ditambah lagi dengan 15 mobil unit, maka akan menjadi 37 mobil unit. Ketiga puluh tujuh mobil keliling ini akan menciptakan tenaga terampil dan andal dalam bidang konstruksi. Ada enam jabatan kerja yang dilatih yaitu tukang besi, tukang kayu konstruksi, tukang pasang bata, tukang pasang plester, tukang pasang ubin, dan tukang bangunan umum. Pelatihannya sendiri dibagi menjadi pelatihan uji kompetensi selama tiga hari, pelatihan konstruksi selama enam hari dan pemberdayaan masyarakat selama tiga hari.

Dalam pertemuan dengan Menteri PUPR dicapai kata sepakat bahwa dikemudian hari keluarga yang tergabung dalam 45.000 Posdaya di desa-desa akan mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan melalui mobil Unit yang berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya. Upaya pelatihan bagi anggota Posdaya itu sekaligus akan dikaitkan dengan upaya mengurangi jumlah keluarga miskin yang ada di desa-desa, utamanya dalam memberi kesempatan kerja kepada anggota keluarga muda yang meledak sebagai akibat bonus demografi yang melanda berbagai provinsi di Indonesia. Kementerian PUPR mengantisipasi meledaknya anak muda potensial di berbagai desa. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).