MEMAKMURKAN MASJID MENSEJAHTERAKAN RAKYAT

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Selama bulan Ramadhan, sebanyak 175 dosen pembimbing lapangan (DPL) dan 55 relawan mempersiapkan diri dengan pelatihan khusus untuk mengantar 2.847 mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, diterjunkan ke 23 Kecamatan, 191 desa dan 279 masjid di Malang dan kabupaten sekitarnya. Dalam persiapan itu, para dosen pembimbing lapangan (DPL) mengadakan persiapan menyangkut penelitian keadaan kecamatan, desa dan Masjid dimana mahasiswa akan diterjunkan. Perkenalan dengan Bupati Malang telah dilaksanakan, dimana Bupati Malang, Bapak Drs. H. Rendra Kresna, BcKU, SH, MM, MPM, bersama Ketua Yayasan Damandiri, Prof. Dr. Haryono Suyono, disaksikan oleh Wakil Rektor I dan III, Ketua LPPM, Ibu Dr. Hj. Mufidah Ch, MAg selaku Ketua LPPM, pimpinan Fakultas, mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo dan Ketua Dewan Masjid Kabupaten Malang, KH. Imam Sibaweh, telah memberikan pembekalan dengan lengkap. Tidak saja dosen pembimbing lapangan yang mengikuti pembekalan tersebut, tetapi 2.847 mahasiswa yang akan diterjunkan didampingi oleh 55 relawan mendapat pembekalan secara langsung dengan hikmat dan lancar. Para mahasiswa akan diberangkatkan ke desa-desa satu minggu setelah lebaran, tepatnya tanggal 26 Juli 2015. Mereka akan tinggal di desa-desa di sekitar Masjid sampai tanggal 24 Agustus 2015 dengan tujuan memakmurkan masjid dan memberdayakan umat, utamanya keluarga prasejahtera.

Dalam kesegaran pasca bulan suci Ramadhan, para mahasiswa akan melanjutkan memakmurkan masjid dengan mengajak umat Islam yang tengah bergembira karena kemenangan melaksanakan ibadah puasa, untuk berbagi dengan keluarga yang belum sejahtera. Disertai niat sungguh-sungguh keluarga sekitar masjid diajak mengamalkan segala doa dan ajaran agama, yang secara intens diperdalam selama bulan suci Ramadhan, dalam praktek nyata di lapangan. Keluarga muslim yang taat dan mempunyai kemampuan lebih dan merasa bersyukur dengan segala rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, diajak ikut melaksanakan pendataan, pemetaan dan dengan sungguh-sungguh memperhatikan keluarga yang masih dalam proses berkembang. Keluarga seperti itu dewasa ini belum bisa memenuhi kebutuhan dasar yang minimal, atau disebut sebagai keluarga prasejahtera.

Keluarga semacam itu, dalam pendataan dan peta keluarga diberi tanda dengan warna merah. Dalam setiap pertemuan anggota yang bergabung dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), yang selama masa KKN dibentuk oleh mahasiswa dan jamaah masjid, keluarga prasejahtera itu perlu dijadikan sasaran utama dalam sarasehan di lingkungan Posdaya masjid. Keluarga prasejahtera mendapat perhatian utama dan dijadikan bahan sarasehan secara kontinue dan diberikan dukungan pemberdayaan yang berkelanjutan. Untuk keperluan itu, keluarga yang dianggap mampu, yang dalam peta diberi tanda hijau dan biru, diharapkan dalam suasana lebaran Idul Fitri tergugah hatinya. Mereka pasti sudah melaksanakan ibadah memberikan kewajiban zakatnya. Tetapi lebih dari itu, mereka diharapkan melanjutkan amal ibadahnya dengan menaruh kasih sayang, peduli dan memberikan uluran tangan berupa perhatian dan bantuan pemberdayaan kepada keluarga prasejahtera anggota Posdaya di desanya itu.

Oleh karena itu, para mahasiswa yang selama masa KKN tinggal di sekitar masjid dan membentuk Posdaya berbasis masjid, diharapkan dengan sungguh-sungguh tidak saja melakukan pendataan dari seluruh keluarga di sekitar masjid, tetapi mengajak mereka membentuk Posdaya berbasis masjid. Kepada seluruh keluarga, dengan mempergunakan bahasa agama, khususnya mensitir Al Qur’an dan Al Hadist, diharapkan bisa menjelaskan kepada seluruh keluarga jamaah masjid arti pesan-pesan kitab suci tersebut. Arti pesan itu agar segera diterapkan dengan sungguh-sungguh berupa tingkah laku yang memberi perhatian dan sayang kepada sesama umat. Rasa sayang itu diwujudkan dalam praktek berupa kegiatan mengangkat keluarga prasejahtera menjadi bagian asuhannya sampai terangkat menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Upaya tersebut merupakan garapan praktek yang sangat menarik karena disamping para mahasiswa dapat memakmurkan masjid karena semua pelajaran agama diterjemahkan arti dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari, para mahasiswa sekaligus melakukan suatu proses pemberdayaan umat, memakmurkan umat di sekitar masjid. Kemakmuran umat disekitar masjid itu akan membawa dampak bahwa ummat Islam yang taat beribadah pada akhirnya akan mendapatkan jalan yang mudah dan lurus menuju kepada kesejahteraan lahir dan batin secara paripurna.

Karena kegiatan itu dilakukan dengan mengacu pada ajaran agama, maka dengan sendirinya alasan-alasan pengentasan kemiskinan bukan hanya didasarkan pada kemiskinan lahiriyah, tetapi sangat dalam dipatrikan pada keihklasan untuk berkorban sebagai amal ibadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Keihlasan yang disertai kepercayaan bahwa apapun yang kita miliki sesungguhnya hanya titipan saja dan harus diamalkan sebanyak-banyaknya sebagai bukti keimanan kita kepadaNya. Proses itulah sesungguhnya yang menjadi rahasia yang menarik kenapa Posdaya berbasis masjid mengalami kemajuan yang sangat cepat sebagai instrument dan jalan menuju kepada upaya pengentasan kemiskinan yang berjiwa lahir dan batin yang paripurna.

Pengalaman dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata berbasis Masjid itu telah merambah dan dikembangkan di berbagai perguruan tinggi Islam di seluruh tanah air. Posdaya yang mekar dari kalangan Masjid itu kemudian merambah dan diikuti oleh kegiatan pembentukan Posdaya di desa-desa di sekitar Masjid. Keluarga dan penduduk setempat yang melihat manfaat penyegaran budaya persatuan dan kesatuan yang dimulai dari pendataan keluarga anggota Posdaya itu menyadarkan banyak kalangan bahwa di sekitar tetangganya masih ada keluarga yang tertinggal. Keluarga tertinggal itu tidak disuruh menunggu uluran pemerintah, tetapi dengan cara gotong royong seperti diajarkan agama, bisa diselesaikan oleh mereka sendiri.

Proses menyegarkan budaya saling perhatian dan peduli itu ternyata berjalan jauh lebih kuat dan deras karena disertai ajaran agama dan ajakan untuk beribadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa melalui amal nyata dan setiap hari. Para alim ulama mengajarkan bahwa amal ibadah yang dilakukan dengan niat baik dan ikhlas itu akan mendatangkan pahala yang sangat berlipat ganda. Karena itu perkembangan Posdaya berbasis Masjid yang kemudian menjelma menjadi Posdaya di kalangan pedesaan berjalan dengan lancer. Makin maraknya Posdaya berbasis Masjid itu sebaliknya tidak menghambat perkembangan Posdaya yang didorong oleh kegiatan mahasiswa KKN berbasis Posdaya lainnya. Para mahasiswa dengan kesadaran yang makin tinggi dan pengertian yang makin luas merasa terpanggil dan menikmati kehormatan dan ucapan terima kasih yang diberikan oleh rakyat banyak di pedesaan. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).