Mengakhiri Tahun Dengan Semangat Sosial
Tanggal: 22 Desember 2009, Laporan: Prof Dr Haryono Suyono

Minggu terakhir bulan Desember 2009 Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) merasa sangat beruntung karena banyak program atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat luas mengarah dan mengingatkan bangsa ini peduli terhadap sesamanya melalui percontohan dan langkah-langkah nyata yang membesarkan hati.

Disamping media massa di tanah air kita marak pemberitaan tentang masalah Bank Century, melalui arahan Walikota Bekasi, Muchtar Muhammad, staf dan tenaga utama dari Kota Bekasi meninjau kegiatan Posdaya yang sangat berhasil dengan taman dan kebun bergizi yang diikuti pengolahan air dan sampah di kota Surabaya. Tidak seperti peninjauan yang semata-mata menghabiskan uang, kegiatan di Kota Surabaya, khususnya di beberapa kampung di Kecamatan Wonocolo, membawa manfaat yang sangat tinggi terhadap kedua belah pihak. Yang ditinjau mendapat pertanyaan kritis untuk menyempurnakan kegiatannya. Yang meninjau mendapat contoh Posdaya yang berhasil dibangun dengan semangat gotong royong yang tinggi.

Peninjauan tersebut menyempurnakan rancangan Walikota Bekasi membangun dan mengisi kegiatan Posdaya di seluruh kota Bekasi. Seperti diketahui Walikota Bekasi Muchtar Muhammad telah bertekad membangun dan mengisi kegiatan Posdaya dalam rangka mengantar keluarga dan penduduk Bekasi menuju keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Sementara itu di Yogyakarta, setelah Kabupaten Bantul berhasil dengan baik, sungguh membesarkan hati bahwa Posdaya di beberapa Kecamatan di Kulon Progo bukan saja bertambah marak tetapi satu demi satu menempatkan keberhasilan Posdaya itu pada situs Facebook yang tersebar luas ke seluruh pelosok dunia. Masing-masing kecamatan di Kulon Progo itu, dengan bimbingan Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST), membuat dan mengisi fb dengan variasi kegiatan yang direkam dalam gambar dan video agar teman-teman dari berbagai daerah dengan mudah mengikuti kegiatan mereka. Alasan penempatan itu karena mereka menerima kunjungan silih berganti tidak putus-putusnya dari rekan-rekan yang sedang membangun Posdaya dari berbagai daerah.

Disamping itu Walikota Banjarmasin, HA Yudhi Wahyuni, beserta seluruh jajaran Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Banjarmasin menggelar dan meresmikan 300 Posdaya dari seluruh RT dan RW se Banjarmasin. Ketua Umum DNIKS beserta Ketua-ketua DNIKS, termasuk mantan Wakil Ketua DPD Dr. Mooryati Soedibyo, sempat terkagum atas prakarsa dan kegiatan masyarakat Banjarmasin yang gesit dan dinamik itu. Walikota telah mendirikan Posdaya di hampir seluruh pedukuhan dan mengisi kegiatan Posdaya itu dengan merangsang penduduk setempat mengembangkan ekonomi keluarga yang diarahkan untuk membentuk koperasi. Dalam musin hujan ini para anggota Posdaya juga dianjurkan untuk mengembangkan halaman rumah mereka menjadi Kebun Bergizi untuk menangani perbaikan mutu gizi anak-anak di seluruh kota Banjarmasin.

Perguruan Tinggi di kota ini juga tidak kalah gesitnya. Kalau mahasiswa dari Unsoed menjadi pelopor pengembangan KKN Tematik Posdaya yang kemudian diikuti rekan-rekan mereka dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, merekapun tidak mau kalah. Dengan tekun mereka mempelajari cara-cara pengembangan KKN Tematik Posdaya tersebut agar di kemudian hari dapat menolong rakyat di Banjarmasih dan daerah sekitarnya membentuk dan mengisi Posdaya yang nyata-nyata menolong rakyat di pedesaan membangun keluarga yang sejahtera.

Pada hari Minggu lalu, Yayasan Budi Asih, yang selama 52 tahun bergerak membantu keluarga yang mempunyai anak tunagrahita merayakan ulang tahunnya dengan dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DrPH, yang secara lantang menyatakan bahwa hari tanggal 20 Desember, selain telah ditetapkan sebagai Hari Ibu yang selalu diperingati setiap tahun, dideklarasikan juga sebagai Hari Peduli terhadap Penyandang Tunagrahita. Menteri juga menyatakan akan memberikan perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan UU yang memberi jaminan kesehatan kepada para penyandang cacat, utamanya yang miskin, baik yang berada di panti-panti maupun mereka yang berada di luar panti asuhan.

Kehadiran Ibu Menteri Kesehatan itu sekaligus memberi semangat perkembangan pendekatan terhadap masalah sosial yang dimasa lalu hanya terpusat pada panti-panti kini diperluas ke luar panti. Penanganan masalah sosial tidak lagi dilakukan dengan memisahkan para penyandang masalah sosial dari masyarakat luas tetapi dengan cara inklusif yaitu dengan tetap memberikan kesempatan kepada penyandang masalah sosial berada dalam lingkungan masyarakat biasa. Mereka harus bisa berjuang dan mengundang simpati dengan tegar, tidak meminta perlakuan istimewa. Sebaliknya keluarga biasa ditantang sebagai insan Pancasilais untuk peduli terhadap sesamanya.

Berbagai kegiatan yang memberi makna sangat luar biasa bagi keluarga Indonesia dalam menutup tahun 2009 itu akan disiarkan secara langsung melalui Acara Gemari pada TVRI pusat tanggal 29 Desember 2009 dengan gelaran lengkap. Biarpun rakyat sangat peduli terhadap penyelesaian masalah Bank Century, tetapi perhatian terhadap masalah sosial kemasyarakatan tidak luntur dan tetap tinggi. Sesepuh purnawirawan Polri yang tergabung dalam Dian Kemala menyempatkan diri menggelar Sarasehan dengan tema Pancasila yang mengupas bagaimana ideologi dan jati diri bangsa dapat diwujudkan dengan langkah-langkah nyata yang memberi manfaat kepada seluruh anak bangsa. Bangsa besar yang kita cintai harus sanggup membangun kepedulian sesama anak bangsanya. Bangsa besar yang jati dirinya gotong royong Pancasilais. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS).

Tag: Pemilu, Demokrasi