KIAT-KIAT MENJADI USIA LANJUT BERMANFAAT

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

  • Lansia

Hari Lanjut Usia Nasional 2011 masih sekitar dua minggu lagi, tepatnya tanggal 29 Mei 2011, tetapi acara peringatan untuk itu telah mulai dilaksanakan di kalangan masyarakat luas. Minggu lalu di Siti Padmirah Silver College di Pengadegan Barat 4 Jakarta digelar suatu pertemuan silaturahmi yang dihadiri tidak kurang dari 150 peserta dari berbagai kalangan. Ada yang muda dan ada pula yang lanjut usia, mereka berbaur dalam suatu pertemuan antar generasi yang sangat akrab dan dinamik.

Pertemuan yang menarik itu diisi dengan ceramah Kiat-kiat menuju Usia Lanjut oleh Drs. Titus K. Kurniadi, seorang aktifis lansia yang “baru” berusia 74 tahun tetapi tetap gigih berjuang untuk menganjurkan hidup sehat sampai usia lanjut. Pertemuan itu juga diisi dengan pengalaman menarik dari Ibu Dr. Mooryati Soedibyo seorang lansia yang “lebih muda” berusia 84 tahun tetapi tetap cantik dan energik dengan nasehatnya yang sangat kaya. Pertemuan ditutup oleh Prof. Dr. Haryono Suyono lanjut usia “termuda” yang baru berusia 73 tahun dengan ajakannya untuk mengembangkan Manggala Posdaya yang dikelola oleh senior minimal berusia diatas 50 tahun tetapi tetap ingin mengabdi kepada masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa dan pedukuhan.

Pertemuan ini merupakan rangkaian acara peringatan Hari Lansia Nasional 2011 dan disponsori oleh HS Center bekerja sama dengan Siti Padmirah Silver College, DNIKS dan Yayasan Damandiri serta organisasi lain yang bernaung dalam DNIKS. Program ini ditujukan untuk membantu Posdaya yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Pada tingkat awal program ini akan dilanjutkan untuk menggerakkan para lansia dari lingkungan Jakarta Selatan bekerja sama dengan Walikota Jakarta Selatan dan Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Selatan yang juga hadir lengkap dalam pertemuan tersebut.

Drs. Titus K. Kurniadi, yang telah menerbitkan buku khusus tentang usia lanjut dan sering mengadakan ceramah di berbagai tempat, memulai ceramahnya dengan menjelaskan adanya empat pilar kehidupan di usia lanjut. Keempat pilar itu adalah sehat fisik, jiwa dan sosial yang dianggapnya sebagai pilar utama. Pilar berikutnya adalah sejahtera yang berarti secara ekonomi hidup berkecukupan agar dalam usia lanjut tidak perlu meminta dan mengharap belas kasihan orang lain, termasuk tidak mengganggu anak dan cucunya. Pilar ketiga adalah keluarga yang harmonis, suami isteri yang akur, tidak saling mencari kesalahan, tetap memelihara kasih sayang serta dikerumuni anak dan cucu yang juga memberikan dukungan kebahagiaan serta keceriaan hidup yang harmonis dan penuh canda. Pilar kelima adalah hidup yang mandiri, bermartabat dan bermakna. Dalam hubungan yang terakhir ini Drs. Titus menjelaskan bahwa apabila anak-anak sudah mentas, apabila masih ada simpanan segeralah memberi tahu kepada anak-anak bahwa semasa mereka masih kecil segalanya untuk anak. Untuk pendidikan dan untuk mengantar mereka supaya mandiri. Tetapi kalau masih ada sisa, apakah itu deposito atau harta dalam bentuk lainnya, tiba gilirannya orang tua bisa menikmatinya.

Menurut Drs. Titus, bekal paling penting dari semua kebahagiaan di hari tua tersebut adalah kesehatan yang prima. Oleh karena itu sejak muda dianjurkan agar setiap orang selalu menganut pola hidup sehat dengan makan makanan yang baik dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada dirinya. Dianjurkan untuk menjauhi merokok, minum alkohol, dan menganut pola makan sehat, tidak banyak makan daging tetapi sayuran, berolah raga cukup dan tidak bertengkar agar tidak merangsang stress yang mengganggu kesehatan fisik dan mental. Drs. Titus berpesan agar seseorang tidak terkena sakit dan untuk itu selalu berusaha mencegah jangan sampai sakit. Dengan modal kesehatan yang dipelihara dengan baik seseorang diharapkan dalam hidupnya bisa mempersiapkan diri dengan baik menjadi lanjut usia yang baik, misalnya melalui kesiapan kejiwaan yang memadai, persiapan kesehatan dengan pola makanan yang sehat dan bergizi serta persiapan lain seperti investasi yang tepat dan mempunyai nilai yang bisa menjamin hidup dalam usia lanjut yang penuh kesejahteraan.

Ibu Dr. Mooryati Soedibyo yang tetap ceria dalam usia lanjut membeberkan pengalaman yang unik dengan selalu menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi jamu secara teratur karena jamu selalu diolah dari bahan alamiah yang penuh khasiat untuk kesehatan fisik dan mental yang sangat ampuh. Ibu Mooryati selalu menjaga  kebiasaan tetap aktif dalam berkarya dan karena itu tidak heran Ibu masih sempat memperoleh gelar S3 dari UI pada usia yang sangat lanjut. Ibu Dr. Mooryati juga dipercaya sebagai Wakil Ketua DPD dan Wakil Ketua MPR RI pada usia yang sangat lanjut. Itu semua membuat olah pikir yang tidak pernah berhenti. Dewasa ini, dalam keadaan pensiun dari segala jabatan sebagai negarawan atau pemimpin tertinggi perusahaannya yang sangat maju, Ibu Dr. Mooryati masih aktif sebagai salah satu Ketua DNIKS, organisasi yang dipercaya pemerintah untuk mengkoordinasikan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan.

Pertemuan yang asyik itu ditutup dengan paparan Prof. Dr. Haryono Suyono yang mengajak penduduk lanjut usia untuk mulai mempersiapkan diri sejak masih berusia 50 tahun, masih berada pada puncak kariernya dengan terjun ke masyarakat sebagai Manggala Posdaya. Manggla Posdaya ikut membantu mengurus pendidikan anak usia dini (PAUD), membantu pemberdayaan anak putus sekolah,  membantu kegiatan kursus ketrampilan untuk pasangan muda keluarga miskin yang dikembangkan dalam Posdaya.  Kegiatan yang dimulai sejak “usia lansia muda” secara sengaja agar pada saat menjelang usia 60 tahun tidak terkejut atau bahkan merasakan nikmat menggeluti karier kedua dibidang sosial. Masyarakat akan sangat menghargai karena selama masa persiapan, lima sampai sepuluh tahun, calon lansia masih menjabat sehingga bisa mengikuti pelatihan pada Silver College tanpa halangan. Selama mengikuti kursus, seseorang yang di kantornya tidak pernah berpidato bisa ikut pelatihan pidato. Atau ikut pelatihan memilih prioritas yang bisa disumbangkan kepada masyarakat tanpa membuat masyarakat tergantung kepadanya. Mempelajari kiat-kiat menjadi lansia bermartabat. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS, www.haryono.com).