MENDARATKAN HASIL INNOVASI

Oleh:

?Prof Haryono Suyono

Mulai awal minggu ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menggelar hasil pengkajian, penelitian dan berbagai inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti dan lembaga-lembaga yang bernaung dibawahnya, atau oleh lembaga-lembaga lain yang menjalin kerjasama dengan Lembaga Penelitian LIPI yang konon termasuk lima persen lembaga terbaik di dunia. Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono, di Istana Wakil Presiden, berkenan membuka LIPI Expo 2011 : Bakti LIPI untuk NKRI yang secara khusus digelar di Hotel Bidakara, Jakarta.

 

Dalam acara pembukaan yang dihadiri oleh sekitar 500 orang yang terdiri dari para peneliti dan ahli-ahli di bidang riset dan tehnologi dari seluruh Indonesia, termasuk tiga orang mantan Menteri, Prof. Dr. Wardiman Joyonagoro, mantan Menteri Pendidikan Nasional, Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, Mantan Menteri Koperasi, dan Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko Kesra dan Taskin, sekaligus Ketua Yayasan Damandiri, Wakil Presiden, setelah mendengarkan laporan Ketua LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim, serta menyaksikan penanda tanganan naskah kerjasama antara LIPI dengan PT KAI, Kementerian Kehutananan dan Yayasan Damandiri, berkenan memberikan sambutan dengan perhatian secara khusus pada upaya koordinasi penelitian yang menyangkut arah yang berguna bagi NKRI, serta manfaat yang besar untuk masyarakat luas.

 

Secara kelakar Wakil Presiden mengeluarkan “unek-unek” agar website LIPI lebih disegarkan, karena sebagai ilmuan, rupanya tatkala Wakil Presiden membuka Situs LIPI, yang muncul bukan situs LIPI, tetapi LIPI lain yang cerita tentang paranormal. Lebih dari itu, dalam nada kelakar “unek-unek”, Wapres juga menyatakan bahwa biarpun para ilmuan “enggan diarahkan”, apabila kita benar-benar mencintai NKRI dan ingin gotong royong menyelesaikan masalah yang dihadapinya, seharusnya Menteri Riset dan Tehnologi, termasuk LIPI, bisa mengkoordinasikan kegiatan penelitian, pengkajian dan berbagai lembaga penelitian dan pengembangan dengan lebih baik agar manfaatnya untuk NKRI, lembaga yang bersangkutan serta masyarakat luas bertambah tinggi. Wakil Presiden juga menekankan bahwa koordinasi tersebut tidak berarti bahwa anggaran masing-masing lembaga perlu diambil alih oleh LIPI.

 

Dalam nada unek-unek yang lebih serius, Wakil Presiden menyebutkan tiga hal yang perlu menjadi perhatian bersama, yaitu konsentrasi dalam bidang pangan, energi dan air. Pangan yang menjadi kebutuhan rakyat banyak tidak harus dikembangkan dengan lahan yang luas, atau ekstensifikasi, tetapi juga dengan pengembangan intensifikasi yang lebih mendalam, seperti pilihan bibit yang lebih baik, pupuk dan tehnologi pengolahan yang lebih maju. Akhirnya juga harus dikembangkan berdasar ilmu pengetahuan. Hal yang sama berlaku untuk bidang energi yang harus selalu mengembangkan inovasi agar bisa menjadi pendamping energi yang sekarang kita miliki. Para ilmuan harus mengembangkan energi alternatif yang bisa menjadi andalan masa depan. Berbicara masalah air, Wapres menyebutkan bahwa bangsa ini diberkahi dengan air yang melimpah. Sekarang air tidak menjadi masalah, tetapi dikemudian hari sangat mungkin air bisa menjadi masalah yang apabila tidak diantisipasi sejak awal, bahkan masalah ari bisa menjadi masalah yang sangat sukar dipecahkan.

 

Lebih dari itu, kepada Pimpinan LIPI dan seluruh hadirin, Wapres mengharapkan agar seluruh penemuan dan inovasi yang dikembangkan dipikirkan manfaatnya untuk masyarakat banyak. Karena itu, kerjasama LIPI dengan Yayasan Damandiri nampaknya merupakan jawaban bahwa seluruh hasil, utamanya pangan, energi dan air, perlu dikembangkan manfaatnya untuk keluarga, rakyat di pedesaan, yang harus aktif mengelola dan melestarikan ketersediaannya untuk membangun keluarga sejahtera melalui Posdaya.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS).