ULANG TAHUN GORUT DENGAN GELAR POSDAYA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Kabupaten Gorut, Gorontalo Utara, termasuk salah satu kabupaten muda, letaknya dekat dengan ibukota Provinsi Gorontalo dan mempunyai tekad untuk mengangkat keluarga yang masih tertinggal segera lepas dari belenggu kebodohan dan kemiskinan. Kabupaten yang relatif baru ini dipimpin oleh Bupati yang simpatik, H. Indra Yasin, SH, MH, yang tidak hanya menaruh perhatian dan kepedulian saja, tetapi segera bertindak melaksanakan upaya pengentasan kemiskinan di daerah-daerah pedesaan. Kabupaten yang kaya kekayaan alam dari laut yang luas dan daerah pegunungan itu memberikan harapan yang tinggi bagi masa depan rakyatnya. Oleh karena itu Bupati yang tanggap itu segera menangkap dengan tangan terbuka kedatangan kalangan perguruan tinggi, utamanya Universitas Muhammadiyah di Gorontalo, untuk membantu menyegarkan budaya gotong royong diantara sesama keluarga di pedesaan.

 Secara spontan Kabupaten Gorontalo Utara mengadopsi pembentukan dan pengisian Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa. Secara sistematis segera dilakukan upaya pengisian Posdaya dengan berbagai pelatihan untuk keluarga yang ada dan bergabung didalam Posdaya. Setelah itu di beberapa daerah Posdayanya diajak mengadakan pendataan keluarga anggota Posdaya. Melalui pendataan diketahui dengan pasti jumlah keluarga prasejahtera, keluarga yang belum tentu miskin tetapi dengan goncangan sedikit saja dengan mudah menjadi miskin.

 Besuk pagi, tepatnya tanggap 26 April 2015, Kabupaten Gorut akan memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke 8, suatu usia yang relatif muda. Tetapi Bupati yang dicintai rakyat itu tidak mau dikatakan bahwa kemudaan usia berarti harus menunggu lama untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya. Begitu diketahui bahwa masih banyak keluarga prasejahtera di daerahnya, segera diatur kegiatan yang luar biasa untuk meningkatkan program dan kegiatan pemerintah yang dipadukan dengan partisipasi rakyat banyak untuk keluarga tertinggal itu.

 Secara sistematis, melalui kegiatan pengisian Posdaya yang sudah dibentuk di desa dan di pedukuhan, masyarakat yang masih tergolong keluarga prasejahtera diajak menerima dan melembagakan budaya hidup sehat, ber-KB, menyekolahkan anak-anaknya, dan lebih dari itu, berlatih menggeluti kegiatan ekonomi mikro yang sederhana, bukan ekonomi yang moncer atau mewah sehingga rakyat tidak bisa menjadi pemeran utamanya. Keluarga prasejahtera diperkenalkan dengan kegiatan yang bisa mengangkatnya menjadi potensi kerja dan usaha agar segera terbebas dari lembah kemiskinan. Untuk itu diundang Bank BPD Sulut cabang Gorut untuk berkiprah memberikan kredit lunak kepada keluarga yang bisa diangkat menjadi pengusaha mikro.

 Karena kesulitan memperoleh kredit dari bank yang mengharuskan adanya agunan, maka Bupati tidak segan-segan memberikan jaminan agunan untuk keperluan rakyat banyak itu. Tetapi kekakuan yang mengikat Bank membuat geraknya lamban. Dengan tidak sabar Bupati mencari alternatif untuk menolong rakyatnya. Kegiatan Posdaya yang didukung oleh Universitas Muhammadiyah Gorontalo, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Nelson, mengantar pemerintah daerah kepada kegiatan Skim Tabungan dan Kredit Tabur Puja yang marak dan berhasil di berbagai kabupaten di Jawa. Bupati dengan tekun dan tidak segan-segan mendatangi Yayasan Damandiri untuk bergabung dalam Skim Tabur Puja tersebut. Karena disyaratkan adanya kantor untuk keperluan ini, dengan segera Bupati atas nama Pemerintah Daerah, menyediakan fasilitas kantor dan dalam waktu singkat langkah-langkah persiapan dapat diselesaikan sehingga dalam rangka Ulang Tahun Satu Windu Kabupaten muda ini, Insha Allah besuk pagi akan diresmikan kegiatan Tabur Puja, kredit dan tabungan untuk keluarga prasejahtera di Kabupaten Gorut.

 Peresmian Skim Tabur Puja yang akan dilakukan oleh Bupati Gorut itu akan dihadiri oleh Sekretaris Yayasan Damandiri, Dr (HC) Subiakto Tjakrawerdaya, dan Ketua Skim Tabur Puja, Ir. Sutarto Alimoeso, mewakili Ketua Yayasan yang bertugas di daerah lainnya. Bersama-sama akan diserahkan Pinjaman tanpa agunan kepada puluhan nasabah baru yang berasal dari keluarga prasejahtera yang untuk pertama kali membuka usaha mikro. Untuk pertama kalinya keluarga yang belum pernah membuka usaha, melalui keikut sertaannya dalam Posdaya, bisa mengikuti pelatihan ketrampilan agar mampu berproduksi dengan mempergunakan bahan baku lokal, atau bisa mampu melakukan usaha dagang dengan menjual produk yang ada di desanya. Bisa saja “pengusaha-pengusaha” baru itu menjadi calon entrepreneur yang maju. Selama ini mereka tersembunyi karena kemiskinan atau aksesnya terhadap modal usaha sangat terbatas. Melalui keikut sertaannya dalam Posdaya di desanya, maka “link” kepada lembaga keuangan terbuka lebar dan bisa mendapatkan kredit Tabur Puja dan mulai menabung untuk memupuk modal bagi usaha yang lebih besar di masa depan. Pemerintah daerah, dalam rangka ulang tahunnya yang ke 8, tidak tinggal diam. Menurut rencana para nasabah keluarga prasejahtera itu akan diberikan sumbangan untuk memperingan bunga pinjaman. Melalui kemudahan itu, keluarga prasejahtera yang baru memulai usaha bisa membayar pinjamannya dengan bunga yang sangat ringan. Melalui kemudahan itu ribuan keluarga prasejahtera akan berkembang secara bertahap menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Pinjaman yang bisa diberikan tanpa agunan itu mengharuskan keluarga anggota Posdaya yang lebih mampu ikut memberikan soladaritas tanggung renteng sebagai bagian budaya peduli sesama anak bangsa dalam koridor persatuan dan kesatuan yang akrab dan menguntungkan. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).