SERANGAN HIV/AIDS SE DUNIA HARUS DIHENTIKAN

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Hari ini tanggal 1 Desember 2014 adalah Hari HIV/AIDS sedunia. Tahun ini peringatan Hari HIV itu mengambil tema “Fokus, Kemitraan untuk mencapai  : Generasi Bebas AIDS.” Hari AIDS sedunia pertama kali dikumandangkan pada bulan Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi dari Global Programme on AIDS pada pertemuan organisasi WHO di Jeneva, Switzerland. Bunn dan Netter mengambil gagasannya dari Dr. Jonathan Mann, Direktur Global Programme on AIDS (UNAIDS). Atas dasar usulan kedua pejabat komunikasi itu, Hari AIDS sedunia diumumkan pada 1 Desember 1988 dengan harapan akan menjadi berita yang marak menjelang Hari Natal dan pemilihan umum di Amerika.

  Dalam dua tahun pertama perhatian kampanye ditujukan pada anak dan generasi muda. Fokus tersebut memperoleh kritik karena dianggap tidak peduli pada kasus yang bisa mengenai penduduk segala umur dan segala latar belakang. Karena itu kampanye lalu mengambil tema yang lebih umum untuk meningkatkan kesadaran agar pengetahuan yang luas tentang HIV/AIDS yang bisa menolong menyelesaikan masalah yang kemungkinan menyerang seluruh keluarga. 

 Sejak PBB membentuk Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) yang mulai beroperasi pada tahun 1996, kampanye tentang serangan HIV diubah menjadi kegiatan sepanjang tahun, bukan lagi hanya satu hari pada setiap tanggal 1 Desember. Kampanye Dunia tentang HIV dibakukan oleh organisasi independen. Bahkan, setiap tahun Popes John Paul II and Benedict XVI mengirim salam kepada para dokter dan pasien pada Hari AIDS sedunia. Di Amerika Serikat, Gedung Putih menandai kampanye itu pertama kali dengan menggelar suatu Pita sepanjang 28 kaki pada bangunan resmi Portico Utara pada tahun 2007. Gelaran itu menjadi sangat terkenal karena mudah dilihat dan setiap tahun menjadi tradisi yang menarik. 

 Peringatan Hari AIDS yang digelar bangsa-bangsa di dunia hari ini berbeda dengan peringatan hari besar lainnya, biasanya ditandai dengan introspeksi karena penderita AIDS yang belum dapat ditolong masih banyak, biarpun di beberapa negara dapat diupayakan penurunan yang menggembirakan. Namun, di banyak negara lain belum diperoleh perkembangan yang menggembirakan. Jumlah kasus yang dapat ditangani masih terbatas karena banyak penderita tidak sadar atau menyembunyikan diri karena masa inkubasi Virus ini yang relatif lama dan selama masa itu penderita sukar membedakan serangan Virus dari serangan penyakit lainnya. 

 Di negara yang maju seperti Amerika, dengan komitmen Presiden Obama yang sangat tinggi saja penurunan kasus AIDS berjalan lamban. Ada beberapa target programnya yang tercapai, tetapi jalannya lamban dan masih ada pula program dan kegiatan pencegahan yang tidak mengalami kemajuan. Oleh karena itu selama tiga puluh tiga tahun lebih sampai sekarang, Badan Kesehatan Dunia WHO bercita-cita mencapai keadaan AIDS nol, yaitu infeksi nol, diskrimasi nol dan kematian karena AIDS nol.  

 Karena alasan itu, Hari AIDS sedunia selalu dipergunakan untuk menyegarkan kesadaran penularan Virus HIV yang biasanya ditularkan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang “sangat menyenangkan”. Ada yang ditularkan karena berganti ganti pasangan. Ada pula yang terkena HIV karena mempergunakan obat terlarang, menyuntik secara bergantian jarum yang sama, padahal jarum itu sebelumnya terkena virus dari penderita HIV. Kampanye peningkatan kesadaran pada hari peringatan AIDS itu diwujudkan dalam beberapa model seperti menggelar ajakan untuk melakukan deteksi dini melalui akses yang dipermudah, dimana setiap keluarga diundang secara sukarela melakukan tes kemungkinan terserang HIV. Tes ini memungkinkan setiap keluarga yang mengikuti tes mengetahui apakah terkena HIV.

 Pada umumnya, seseorang yang terkena serangan HIV, setelah mengetahui keadaannya dan segera melakukan treatment dengan tekun, dapat diselamatkan. Itulah sebabnya tahun lalu WHO memfokuskan kampanye HIV/AIDS pada usaha mempermudah pelayanan bagi penyandang AIDS. Kampane itu telah menggerakkan pemerintah di seluruh dunia menaruh perhatian yang sangat tinggi terhadap upaya mengetahui keadaaan seseorang terhadap kemungkinan terkena serangan AIDS. Kampanye mempermudah akses itu juga mengurangi diskriminasi terhadap seseorang penyandang AIDS yang dipermudah mendapatkan pelayanan.

 Sesungguhnya HIV juga seperti Virus biasa yang menyebabkan seseorang merasa demam mirip terkena flu, hanya bedanya seseorang yang terkena Virus HIV, Virus itu selamanya akan tetap dalam tubuhnya, sedangkan virus biasa dapat dihilangkan. Di dalam tubuh kita, Virus HIV menyerang sel-sel darah yang disebut sel CD4 atau sel T. Sel-sel darah itu mempunyai fungsi mempertahankan tubuh dari serangan infeksi atau penyakit. Sehingga seseorang yang terserang Virus HIV daya tahan selnya akan dirusak sehingga daya tahan tubuhnya akan sangat menurun dan dengan mudah terserang penyakit.

 Apabila seseorang terkena Virus HIV, maka secara pelahan akan terkena AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), dimana daya tahannya sudah sangat rusak atau hilang. HIV akan berubah menjadi AIDS secara pelahan. HIV dapat ditularkan dari satu orang ke banyak orang lainnya melalui beberapa cara yang umumnya sangat menyenangkan. Seseorang yang mengidap HIV belum tentu sadar kalau dirinya sudah hidup dengan HIV karena selama masa inkubasi sering yang bersangkutan tidak merasakannya. Apabila dilakukan pemeriksaan dan seseorang diketahui mengandung HIV secara dini maka proses itu dapat meningkatkan daya tahan seseorang dan pengembangan dari perubahan HIV ke AIDS dapat diperlambat dan seseorang dapat hidup lebih nyaman dan sejahtera.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS, www.haryono.com).