MENGELAR SENAM KELUARGA IND0NESIA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Hari ini dan besuk pagi, dibawah Pimpinan May.Jend. TNI (Purn) R. Naryadi, SE, tidak kurang dari 10.000 peserta Senam Tera Indonesia (STI) menggelar Rapat Kerja Nasional, peringatan Ulang Tahun STI yang ke 29, melakukan kegiatan Tera Peduli, Lomba Senam Tera dan bersama-sama melakukan Gebyar Senam pagi serentak di berbagai lokasi di Magelang, Jawa Tengah. Senam Tera Indonesia yang telah berkembang di Indonesia sekitar 29 tahun itu sangat menarik dengan segala variasinya. Sampai kini senam itu diikuti puluhan ribu orang, terdiri dari tua dan muda. Senam itu berkembang menjadi suatu gerakan yang sangat digemari.  Bekerja sama dengan PWRI dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, utamanya dengan forum pemberdayaan keluarga Posdaya di seluruh desa, versi turunan dari basis Senam Tera Indonesia itu diangkat sebagai Senam Keluarga Indonesia (SKI). Senam Keluarga Indonesia (SKI) bisa diikuti oleh tiga generasi, yaitu generasi lansia, generasi muda dan generasi anak-anak.

 Gagasan untuk mengembangkan versi Senam Keluarga Indonesia (SKI) berbasis STI itu didasari oleh kenyataan bahwa sejak tahun 1990, usia harapan hidup bangsa ini meningkat tajam. Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) bertambah melipat dengan kecepatan melebihi pertumbuhan penduduk biasa. Penduduk lansia meningkat lebih dari sepuluh kali lipat. Begitu juga lamanya seorang penduduk berada pada posisi lansia bertambah panjang. Lansia miskin dan tidak sehat, sama dengan phenomena umum. Karenanya lansia tidak lagi sekedar menjadi bagian penduduk yang harus dikasihani, tetapi merupakan potensi yang luar biasa. 

 Karenanya sejak tahun 2011 yang lalu, disaksikan oleh Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono telah dinyatakan bahwa kita tidak saja peduli terhadap lansia, tetapi lansia pun peduli terhadap tiga generasi. Lansia perlu diperlakukan secara inclusive seperti penduduk pada umumnya dan lansia harus tetap diberi kesempatan melakukan peran sebagai penduduk yang potensial. 

 Sebagai bagian dari penduduk biasa, dan sebagai lansia mempunyai pengalaman dan kearifan yang tinggi, yang peduli terhadap tiga generasi, maka PWRI menggandeng kerjasama dengan Pengurus Senam Tera Indonesia (STI) membantu menciptakan Senam Keluarga Indonesia (SKI) berbasis STI yang bisa diikuti oleh tiga generasi secara silmultan, yaitu generasi lansia, generasi muda yang masih produktif dan generasi anak-anak. Senam Keluarga Indonesia (SKI) diharapkan menjadi ajang pertemuan dan kegiatan yang ramah dan menyenangkan karena kakek, nenek, ayah, ibu dan anak-anak semuanya mengikuti gerakan yang mudah, ceria dan sehat. Gerakan ini tidak hanya dilakukan oleh kakek dan nenek yang kalau melakukan kesalahan diketawai oleh cucu-cucunya, atau generasi tua saja yang harus bangun pagi-pagi karena ingin berolah raga. Anak cucunya tidur dan malas mengantar karena tidak ada kegiatan menarik yang bisa dilakukan kecuali “menonton” kakek dan neneknya berolah raga. Sesekali mengetawai kakek atau neneknya karena melakukan kesalahan, hal itu merupakan perbuatan kurang baik tetapi terjadi dan tidak bisa mudah dicegah.

 Senam Keluarga Indonesia (SKI) merangsang anak dan cucunya bersama kakek dan neneknya bangun pagi-pagi dan bersama-sama melakukan senam. Senam SKI yang dilakukan bersama itu diiringi alunan musik yang asyik dan ceria, sehingga seluruh keluarga bukan hanya ikut senam bersama, tetapi menikmati suasana pagi yang cerah dan ceria. Dengan demikian suasana senam berubah menjadi ajang untuk berbagi dan bergembira bersama.

 Kegiatan Senam Keluarga Indonesia (SKI) yang besok pagi digelar diberbagai tempat, antara lain di lapangan Universitas Trilogi di bilangan Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, dimaksudkan sebagai kegiatan ikut merayakan ulang tahun Senam Tera Indonesia (STI) yang hari ini juga menggelar senam massal yang luar biasa di Magelang. Dalam gelar massal di Universitas Trilogi, STI diikuti oleh generasi muda, anak-anak dan generasi lansia yang mewakili anggota PWRI, mahasiswa dan anggota masyarakat sekitar. Penduduk dari luar kawasan Kalibata yang berminat dipersilahkan mengikuti senam ini yang mudah-mudahan menarik dan bisa dijadikan kegiatan rutin untuk memelihara kesehatan pada umumnya.

 Kegiatan STI kali ini dipadukan dengan upaya menggelar Pasar Posdaya, suatu ajang bazar penjualan produk-produk keluarga yang tergabung dalam Posdaya, utamanya Posdaya binaan berbagai perguruan tinggi di Jakarta yang sangat maju. Produk yang dijual beraneka ragam, termasuk makanan untuk sarapan pagi yang bisa menjadi santapan yang lezat setelah ikut serta dalam senam yang menarik dan memberi kesegaran. Konon diundang pula jaringan Pasar Bulog yang menjual beras, minyak, gula, terigu dan produk lain dengan harga bersaing sebagai upaya menolong keluarga yang ingin mempergunakan waktu senggang diakhir pekan untuk belanja. Disediakan pula Door Prize yang menarik untuk menyongsong peringatan ulang tahun STI yang dipusatkan di Magelang.

 Rombongan lansia yang ikut serta dalam SKI itu juga berasal dari kelompok yang selama ini selalu mengadakan kegiatan bersama, termasuk kegiatan tour ke beberapa tempat yang menarik. Konon mereka akan menyajikan kegiatan kesenian segera setelah mengikuti senam sebagai bagian dari upaya menjalin silaturahmi yang akrab dan menarik antar anggotanya. Kegiatan itu dimaksud juga sebagai upaya untuk menggalang persatuan dan kesatuan yang lebih kokoh diantara tiga generasi yang menyatu.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum PWRI, www.haryono.com).