RIAU AKAN SIAPKAN RIBUAN POSDAYA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Dalam kesempatan menghadiri Rapat Kerja Nasional untuk menata kembali program Kesehatan Reproduksi, KB dan kesehatan dasar yang diadakan di Pekanbaru, Riau, telah disempatkan bertemu dengan Rektor UIN Sultan Syarif Karim Riau, Prof. Dr. HM Nazir, yang disertai para Wakil Rektor dan pejabat lain yang berwewenang. Dalam pertemuan itu dijelaskan oleh Rektor bahwa UIN Sultan Syarif Karim Riau yang mempunyai mahasiswa tidak kurang dari 23.000 telah mendengar dan mendapat pencerahan tentang pengembangan Posdaya berbasis Masjid dari Ibu Dr. Ch. Mufidah, MAg. dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Atas dasar pencerahan tersebut UIN Sultan Syarif Karim Riau telah mengirim mahasiswa KKN tematik Posdaya ke 8 kabupaten dari 12 kabupaten di Riau, membentuk ratusan Posdaya berbasis Masjid yang akhirnya juga menjadi panutan desa-desa yang ada di sekitar Masjid tersebut.

 Dalam pembicaraan yang santai, asyik dan penuh makna, Rektor UIN Sultan Syarif Karim bulan April tahun ini akan menerjunkan sekitar 4000 mahasiswa untuk seluruh kabupaten, kota dan kecamatan di Riau, membangun Posdaya berbasis Masjid yang sekaligus akan meluber ke desa-desa di sekitarnya. Untuk mempersiapkan tenaga dosen pendamping dengan rencana Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya yang sangat besar itu, disepakati kerjasama dengan Yayasan Damandiri yang akan memfasilitasi pelatihan tenaga dosen pendamping inti di Jakarta atau tempat-tempat lain yang dianggap mampu memberikan bekal yang bermutu. Dosen-dosen itu sekaligus akan dikawal oleh tenaga inti dari BKKBN yang disepakati menjadi tuan rumah di desa-desa dalam rangka menggalakkan kembali gerakan pembangunan keluarga yang selama sepuluh tahun terakhir ini dinilai mempunyai rapot merah oleh pemerintah.

 Dalam pertemuan dengan Rektor itu, Kepala BKKBN Provinsi Riau, Ibu Endang Moerniati, SH, MSc. sepakat, selain mengirim tenaga pendamping dari seluruh kabupaten/kota, melalui Gubernur dan Bupati/Walikota masing-masing, berharap agar BKKBN kabupaten/kota menugasi para PLKB dan jajaran lainnya menjadi ujung tombak menggerakkan aparatur untuk membentuk Posdaya di desa dan dukuh sebagai forum silaturahmi yang menangani berbagai masukan yang dibawa oleh mahasiswa atau SKPD lain dalam mengisi pemberdayaan keluarga dengan isian terpadu yang makin luas sesuai tuntutan Inpres Nomor 3 Tahun 2010. Program yang masuk ke desa, sesuai Inpres tersebut diharapkan akan menjadi acuan yang merangsang partisipasi masyarakat yang tinggi, sehingga kenaikan pertumbuhan penduduk di Riau, baik yang disebabkan karena migrasi atau karena tingkat kelahiran yang masih tinggi dapat dikurangi dan seluruh penduduk dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara adil dan merata.

 Dalam pertemuan itu disepakati pula untuk menghubungi dan meyakinkan pemerintah provinsi, minimal Bappeda dan jajaran yang terkait, agar tugasnya untuk menyelesaikan target-target MDGs dapat diwakili, sehingga upaya meningkatkan partisipasi masyarakat pada tingkat desa dapat diikuti dukungan fasilitasi yang memihak pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Keterpaduan dari masukan provinsi, kabupaten/kota itu akan memungkinkan dicapainya hasil yang maksimal dan membawa kemudahan yang menguntungkan semua pihak. Melalui kesepakatan tersebut semua pihak akan menindak lanjuti dengan cepat karena KKN tematik Posdaya UIN Sultan Syarif Karim Riau akan segera digelar dalam bulan April 2013, sehingga segala persiapan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan pembekalan mahasiswa perlu dipersiapkan dengan matang sebelumnya. Tenaga pendamping akan dipersiapkan selama bulan Maret dan dalam waktu yang sama akan dilakukan pendekatan pada pemerintah Kabupaten/Kota untuk mempersiapkan para Camat, Kepala Desa dan kalangan yang luas di tingkat desa seperti pimpinan Masjid yang akan menjadi basis pengembangan Posdaya serta perangkat logistik lain yang dibutuhkan oleh 4000 mahasiswa dan dosen pembimbingnya itu.

 Pada tingkat persiapan untuk dosen pembimbing di Jakarta, akan dilakukan konsolidasi kurikulum yang perlu diberikan agar mudah memahami konsep pembangunan berkeadilan sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2010, yang sekaligus dikaitkan dengan sasaran MDGs yang makin dekat batas akhir pencapaian targetnya. Padahal masih banyak kabupaten/kota yang belum bisa mencapai target itu serta lamban menyesuaikan diri dengan tuntutannya. Para dosen yang mempunyai keahlian beraneka ragam akan diajak memahmi sistem Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang tidak saja merangsang kesadaran dan menambah pengetahuan tetapi merangsang tingkah laku yang mengarah pada pemenuhan target-taregt MDGs, atau minimal memperkuat delapan fungsi utama keluarga yang memberi dukungan terhadap pencapaian sasaran MDGs.

 Para dosen akan diperkenalkan pada delapan fungsi keluarga yang harus diperkuat sekaligus indikator utamanya agar fungsi keluarga itu satu dan lainnya saling berkaitan untuk menghasilkan suatu keluarga yang kuat termasuk melembagakan persatuan dan kesatuan antar keluarga yang menyegarkan budaya gotong royong dengan kepedulian yang tinggi. Keluarga yang diberdayakan melalui upaya gotong royong itu akan membentuk kelompok yang kokoh dan sanggup bekerja sama membangun berlandaskan ekonomi biru yang menghormati budaya, sumber daya manusia serta sumber daya alam lokal yang melimpah di bumi Riau. Proses pemahaman itu akan diberikan secara rinci, sehingga setiap dosen pembimbing bisa memberi tuntutan kepada mahasiswa yang dibimbingnya sesuai ketersediaan dan keanekaragaman sumber daya dan kearifan lokal yang sangat kuat. Kemampuan dosen pembimbing dan mahasiswa akan memberi warna pembangunan yang berkeadilan di Riau yang tidak selalu bisa disamakan dengan pembangunan serupa di daerah lain karena penghargaan yang tinggi terhadap budaya lokal.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).