PEMBERDAYAAN KELUARGA PRA SEJAHTERA

Oleh: Prof Dr Harono Suyono

Pertengaham bulan lalu, tepatnya tanggal 15 Januari 2014, Yayasan Damandiri akan berusia 18 tahun, usia dewasa yang membawa berkah kepada keluarga pra sejahtera di desa dan kampung di banyak wilayah di Indonesia. Sejak didirikannya pada tanggal 15 Januari 1996, Yayasan ini telah bertekad membela keluarga pra sejahtera, bukan keluarga miskin atau sangat miskin saja, tetapi keluarga yang kalau tidak segera ditangani akan menjadi miskin dan sukar untuk dientaskan.

 Segera setelah didirikan pada waktu itu, Yayasan yang dipimpin langsung oleh Mantan Presiden RI kedua, HM Soeharto itu, segera terjun ikut bersama jajaran pemerintah, membantu upaya pengentasan kemiskinan dengan memperkenalkan tabungan dan kredit yang terkenal dengan nama Tabungan Keluarga Sejahtera (Takesra) dan Kredit Keluarga Sejahtera (Kukesra). Konon sampai akhirnya dihentikan pada tahun 2000, Takesra telah diikuti oleh sekitar 13,6 juta keluarga dan Kukesra telah diikuti oleh sekitar 10,3 juta keluarga. Terpaksa dihentikan karena lembaga pemerintah yang menangani program ini menduga bahwa dalam jangka panjang akan terganggu tugas pokoknya. Padahal dalam bukti autentik, pada tahun 1990-an program ini tetap melakukan tugasnya dengan hasil yang gemilang. Program alternatif yang dipilihnya, tanpa menyertakan program pemberdayaan keluarga ternyata gagal total.

 Dihentikannya program dan kegiatan itu tidak menyurutkan Yayasan Damandiri ikut membantu keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I. Anak-anak keluarga miskin yang ingin memasuki perguruan tinggi diberikan bantuan untuk ujian saringan dan sekaligus mulai didekati kemungkinan setiap perguruan tinggi bekerja sama dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan keluarga di seluruh Indonesia. Melihat niat yang luhur itu, banyak perguruan tinggi terpanggil ikut serta, tidak saja memberi fasilitas bagi anak remaja yang ingin masuk perguruan tinggi, tetapi juga bekerja sama mengembangkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk menjemput bola menolong keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I di pedesaan dan di pedukuhan. Anak-anak mahasiswa mendapat pembekalan terjun ke desa dan kampung melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sekaligus memperluas jangkauan membentuk forum-forum pada tingkat pedesaan dengan nama Pos Pemberedayaan Keluarga (Posdaya).

 Untuk merangsang partisipasi dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan banyak keluarga di pedesaan, mahasiswa dan dosen pembimbing bukan hanya “Ing ngarsa sun tulada” tetapi segera mengambil peran “Ing Madya Mangun Karso”, yaitu memberi kepercayaan peran kepada masyarakat luas ikut membentuk dan memelihara Posdaya di pedesaan. Keluarga desa diberi wewenang dan diajak berpartisipasi, sebagai anggota masyarakat Madani, terjun bersama mahasiswa dan dosen pembimbing ikut membentuk, menjadi pengurus dan memelihara serta mengembangkan setiap Posdaya yang dibentuk di setiap desa. Pada tingkat awal gerakan ini menimbulkan “kerisauan” bagi sementara pejabat daerah, termasuk sementara Menteri, seakan Yayasan Damandiri mau menjadi pesaing gerakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan jajarannya di pedesaan.

 Tetapi setelah beberapa waktu dan diberikan penjelasan yang efektif, serta kegiatan pengembangan Posdaya diarahkan untuk merangkul semua kekuatan pembangunan dengan berpedomaan pada “saiyek saeko proyo”, “pembangunan secara gotong royong”, yaitu dengan membangun Tim yang kuat bersama siapa saja yang bersedia bekerja sama di tingkat desa dan dukuh, akhirnya banyak instansi pemerintah dan lembaga swasta ikut mengisi kegiatan Posdaya di lapangan. Perusahaan dan pemerintah daerah berebut mengisi dan mengembangkan Posdaya sebagai forum silaturahmi yang kokoh dimana lingkaran-lingkaran kecil sebagai unit pembangunan milik dan dikembangkan oleh siapa saja diikut sertakan dalam derap gerakan masyarakat yang terpadu. Lingkaran kecil pembangunan di pedesaan bersatu padu dan menjadi dukungan yang kuat untuk rakyat banyak. Yayasan Damandiri selama 18 tahun ikut memadukan pemberdayaan di bidang sosial dan ekonomi pada tingkat pedesaan, untuk mendukung keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I menjadi keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Damandiri).