HARI PEDULI KENYAMANAN KELUARGA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Hari ini tanggal 1 Juli 2013, bangsa Indonesia bersama-sama memperingati Hari Kepolisian Republik Indonesia. Hari Kepolisian itu biasanya dirayakan dengan upacara bendera yang penuh dengan rasa kebanggaan bersama seluruh jajaran kepolisian dengan segala perangkatnya. Tanda-tanda kehormatan yang diberikan oleh Presiden RI disematkan atau diberikan kepada mereka yang dianggap berjasa dalam Korp Kepolisian atau bahkan juga kepada rakyat yang mempermudah pelaksanaan tugas kepolisian.

 Jarang Hari Kepolisian tanggal 1 Juli itu diperingati oleh rakyat banyak dengan pesta rakyat atau suatu gebrakan peringatan Hari Ulang Tahun yang meriah oleh masyarakat luas sebagai rasa terima kasih atas jasa jajaran kepolisian yang peduli terhadap kenyamaan keluarga atau perorangan. Ada baiknya suatu ketika masyarakat luas diajak atau difasilitasi untuk mengadakan peringatan semacam itu guna mendongkrak citra polisi sebagai pelindung dan pengaman masyarakat yang sangat disegani. Polisi makin lama tidak dituduh sebagai pembela mereka yang mampu atau mereka yang berkuasa. Polisi adalah pelindung keluarga dan rakyat pada umumnya.

 Upaya bersama rakyat seperti itu sejalan dengan makin terbukanya masyarakat luas yang akhir-akhir ini justru melihat citra polisi yang sangat kurang sedap. Di berbagai tempat ada kejadian yang kurang mengenakkan, dan biarpun terjadi hanya di beberapa tempat, tetapi karena pemberitaan lebih suka mengekpose sesuatu yang negatif, kejadian serangan terhadap Pos-pos Polisi itu mendapat liputan yang sangat luas dan tersebar di banyak media massa. Pasti hal ini tidak proporsional tetapi sangat merugikan citra kalangan kepolisian.

 Serbuan terhadap kontor atau fasilitas polisi atau penganiayaan terhadap oknum polisi seperti itu bukan merupakan kejadian yang luas, hanya menyangkut kasus yang jumlahnya sedikit atau oknum-oknum yang bisa terjadi pada lembaga apapun. Penyelesaiannya biasanya penyerangnya ditangkap dan dinyatakan bersalah. Barangkali perlu adanya usaha public relation yang menarik seperti kegiatan polisi yang menolong rakyat di pedesaan membangun keluarga sejahtera, kegiatan polisi bersama masyarakat melakukan hal-hal sederhana seperti di masa lalu polisi atau ABRI masuk desa. Kegiatan anggota polisi yang sifatnya membaur bersama rakyat bukan dengan senjata memerangi terorisme tetapi kegiatan polisi terjun bersama rakyat dalam kehidupan sehari-harinya.

 Ada beberapa kegiatan yang sekaligus bisa menjadi pengenalan polisi kepada rumah tangga yang beragam di tingkat pedesaan. Kegiatan itu penanganan masalah sosial kemasyarakatan bukan hanya dalam bentuk pembangunan fisik yang memakan biaya tinggi atau keamanan dalam arti penjagaan dengan seragam yang berwibawa, tetapi menghidupkan rasa gotong royong saling peduli sesama, sehingga menghasilkan rasa solidaritas yang makin akrab sesama warga. Kepedulian ini tentu perlu diarahkan pada pengembangan potensi yang ada di desa atau sekitar keluarga agar tidak menambah beban dan utamanya dapat diikuti oleh keluarga atau anggota masyarakat yang banyak.

 Sebagai contoh dapat dikembangkan upaya untuk membentuk pusat-pusat pendidikan anak usia dini (PAUD) yang bisa dikerjakan oleh ibu-ibu anggota keluarga Polri tetapi bukan untuk anggotanya sendiri. PAUD itu menampung utamanya anak-anak keluarga miskin di kampung tersebut. Akan sangat bagus pengembangan kepedulian itu kalau para anggota polisi dapat membaurkan keluarga miskin dengan keluarga yang lebih mampu sehingga "keamanan" berupa rasa saling iri hilang dan hubungan antara keluarga miskin dan keluarga yang lebih mampu bertambah baik. Kepedulian keluarga mampu akan makin kelihatan dan sebaliknya keluarga kurang mampu akan makin hormat kepada keluarga mampu dan anggota polisi atau keluarganya yang memfasilitasi kegiatan yang menggembirakan itu.

 Kegiatan lain yang dapat dipergunakan untuk merangsang Peringatan Hari Kepolisian berbasis masyarakat itu adalah menolong anak-anak muda dari keluarga miskin untuk berlatih ketrampilan dengan mengundang jasa dari guru-guru ahli ketrampilan dari desa atau dari tempat lain yang berdekatan. Kegiatan itu disertai permintaan dukungan dari para pengusaha untuk menampung anak anak keluarga miskin untuk bekerja biarpun mungkin tidak dengan gaji yang berlebihan. Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan keamanan preventif yang dapat dilakukan bersama jajaran SKPD terkait yang bisa merupakan upaya preventif untuk mencegah kejahatan karena anak-anak muda dan miskin bisa bekerja dan akan mengurangi motivasinya bertindak melanggar hukum dan merepotkan pekerjaan polisi karena pelaku kejahatan harus ditangkap serta dipenjara dengan biaya yang tidak kecil.

 Kegiatan lain yang bisa menimbulkan suasana yang sejuk dan nyaman adalah dengan mengajak setiap keluarga untuk membangun Kebun Bergizi di halaman rumahnya. Disamping Kebun Bergizi di halaman rumahnya juga menghiasi pinggir jalan di depan rumahnya dengan pohon pelindung yang bibitnya bisa diperoleh dari Dinas Kehutanan atau Dinas Pertanian. Kegiatan itu bisa merupakan kegiatan bulan Bhakti Polisi bersama rakyat untuk memperingati Hari Kepolisian sekaligus mendekatkan polisi dengan rakyat. Hasilnya, karena Kebun Bergizi di halaman rumah masing-masing maka tentu akan menjadi sayur dan makanan bergizi bagi setiap keluarga. Tanaman yang rapi di muka rumahnya akan membuat jalan-jalan menjadi teduh, gang gang sempit di kampung bertambah marak sehingga kejahatan karena udara yang gersang akan menjadi lebih teduh dan mengundang rasa damai. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).