MEMPERSIAPKAN CUCU UNTUK SEABAD INDONESIA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Bulan Mei adalah suatu bulan yang penuh makna. Pada awal bulan, tepatnya tanggal 2 Mei 2013, bangsa ini akan memperingati Hari Pendidikan Nasional 2013. Pada akhir bulan, tepatnya tanggal 29 Mei 2013, kita akan memperingati Hari Lansia Nasional. Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini bangsa Indonesia diingatkan bahwa anak-anak yang dewasa ini sedang sekolah, di PAUD, sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi adalah anak bangsa yang di tahun 2045, satu abad Indonesia merdeka, akan menjadi pemimpin dan kekuatan utama bangsa Indonesia.

 Oleh karena itu jauh-jauh hari menjelang peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2013, PB PWRI, induk organisasi pensiunan pegawai negeri dan pegawai BUMN yang beranggotakan lebih dari 2.300.000 pensiunan di seluruh Indonesia, menyerukan kepada Pemimpin Cabang dan rantingya, untuk bekerja keras melihat di sekitarnya apakah ada anak-anak balita dari keluarga miskin. Andaikan orang tuanya tidak mengirim anak-anak itu ke sekolah, anak-anak balita itu, bersama berbagai organisasi sosial kemasyarakatan seperti Posdaya atau lembaga sosial lainnya, ditolong untuk dikirim ke pendidikan PAUD di desanya.

 Apabila di daerahnya tidak atau belum ada PAUD atau pendidikan untuk anak usia dini, dianjurkan agar PWRI setempat, utamanya yang tergabung dalam ranting-ranting di tingkat kecamatan, menghimbau pada anggotanya yang tersebar di pedesaan, mungkin ada juga yang pensiunan guru, bahkan ada yang pensiunan guru taman kanak-kanak, untuk memakai kembali seragam sekolahnya dan bersama rekan-rekan pedesaan yang lebih muda mengambil prakarsa membuat model PAUD secara sederhana guna melayani anak anak balita, khususnya anak perempuan keluarga miskin, agar mulai mengenal PAUD dan menjadi tergila semangatnya untuk sekolah. Semangat sekolah anak perempuan harus dipupuk secara dini karena biasanya anak perempuan lebih dekat dengan ibunya dan bisa sangat asyik bermain masak-memasak bersama ibunya di dapur atau pergi ke pasar dengan segala kegembiraan yang menyertainya.

 Para lansia yang sebagian mempunyai rumah yang cukup besar karena semula dipergunakan bersama anak-anaknya, karena sekarang hampir pasti anak-anaknya sudah besar dan tinggal dalam rumah yang terpisah, meminjamkan beberapa ruangan untuk menampung PAUD sementara itu. Para anggota PWRI dianjurkan merelakan sebagian ruang di rumahnya itu untuk cucu-cucu calon pemimpin masa depan bangsa. Ruang lainnya dapat dijadikan tempat kursus ketrampilan bagi ibu-ibunya yang keluarga miskin. Melalui sumbangan yang sederhana itu para lansia bisa mengisi Hari Lansia Nasional 2013 dengan sumbangan nyata dalam upaya pengentasan kemiskinan, sekaligus mempersiapkan cucu-cucu bangsa ini menjadi calon pemimpin pada saat kita peringati 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045.

 Gerakan mempersiapkan calon pemimpin bangsa ini dapat dilakukan bukan hanya oleh PWRI dan seluruh rantingnya, tetapi juga oleh para pemimpin lain di kalangan akar rumput. Pemimpin bangsa dalam ulang tahun kemerdekaan 2045 adalah mereka yang sekarang berusia sekitar 30 tahunan atau lebih muda. Karena itu seluruh anak bangsa dalam usia sekolah didorong untuk sekolah setinggi-tingginya agar seluruh anak bangsa bisa menjadi pemimpin dengan tingkat intelektual dan ketrampilan yang tinggi. Penduduk Indonesia yang jumlahnya akan melebihi 300 jutaan mempunyai potensi menjadi bangsa besar dengan kekuatan sosial ekonomi yang tinggi serta disegani oleh negara-negara lain di seluruh dunia.

 Prioritas untuk mendidik cucu-cucu bangsa oleh kelompok lansia sejalan dengan pernyataan yang digelar oleh para lansia dimuka Wakil Presiden RI di tahun 2011, yang menyatakan bahwa kaum lansia yang jumlahnya melebihi 23 juta tidak lagi terdiri hanya dari penduduk yang tidak berdaya, tetapi makin banyak lansia yang mampu dan mempunyai ketahanan fisik dan mental yang masih kuat, dan peduli terhadap pemberdayaan tiga generasi yaitu generasi kanak-kanak, generasi muda dan sesama penduduk lanjut usia. Perhatian terhadap dua generasi dibawahnya merupakan upaya menggalang kebersamaan antar generasi agar keutuhan negara kesatuan RI tetap dapat dijamin karena adanya persatuan dan kesatuan yang erat antar generasi.

 Disamping difasilitasi dengan ruangan untuk memacu pendidikan dan ketrampilan itu, masih banyak generasi lanjut usia yang bisa menyumbangkan tenaganya sebagai tenaga pendidik dan pelatih yang handal. Oleh karena itu sistem mempersiapkan generasi tahun 2045 perlu dimodikasi sedemikan rupa agar anak anak bangsa tidak hanya mahir menghafal mata pelajaran, maupun teori di bangku sekolah, tetapi mengenal kehidupan nyata di lapangan serta memahami apa yang biasa disebut sebagai kemahiran hidup (life skills) untuk bekal menghadapi tantangan jaman yang akan jauh lebih dahsyat dibandingkan masa kini yang relatif lamban.

 Pendidikan ketrampilan hidup ini sangat dikuasai oleh para kakek dan nenek yang telah bergelut dengan masyarakat luas selama berpuluh tahun dan lebih-lebih mereka yang dianggap berhasil dan memapaki hidup masa tua dengan penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Karena itu generasi muda perlu baik-baik mengajak generasi yang lebih tua, para penduduk lanjut usia untuk menjadi pendamping berbagi pengalaman masa mudanya dalam berjuang menghadapi masa perjuangan yang panjang dan berhasil. Dengan mempelajari trik dan tehnik mengatasi masalah yang ruwet di masa lalu kiranya generasi muda akan makin mahir dan tidak terjebak dalam lubang yang terlebih dahulu telah dapat disingkiri di masa lalu. Penghargaan timbal balik akan lebih menguntungkan bangsa. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).