UNIVERSITAS DENGAN PROGRAM EKONOMI BIRU

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Apabila tidak ada aral melintang, dua hari lagi, tepatnya tanggal 27 Maret 2013, Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) di Jakarta akan secara resmi dikukuhkan sebagai Universitas TRILOGI (UnTri), dengan membawa motto Technopreneur, Kolaborasi dan Kemandirian. Dalam menterjemahkan motto itu, UnTri pada tingkat awal akan menawarkan 13 program studi dan satu program Pascasarjana yang diharapkan mampu menggembleng mahasiswa menjadi sarjana yang berkarakter, unggul dan mandiri.

 Pengukuhan itu didasarkan atas ijin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang secara tekun selama hampir dua tahun mengamati dan menilai persiapan pengembangan UnTri yang dilakukan bersama dengan Institut Tehnologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB) serta jasa baik dari Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES), Pimpinan dan Dosen STEKPI serta banyak lagi kaum cerdik cendekia dan tokoh masyarakat yang dengan tekun memberikan masukan kepada suatu Team pengembangan STEKPI menjadi perguruan tinggi yang dikelola oleh Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ) sebagai pendukung utamanya. Lebih dari itu, Yayasan Supersemar yang selama ini memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Yayasan Dharmais yang terkenal selalu membantu anak yatim piatu dan panti asuhan di seluruh Indonesia, Yayasan Dakab yang secara khusus membantu koperasi dan kegiatan keluarga kurang mampu dan Yayasan Damandiri yang berkecimpung dalam upaya pemberdayaan keluarga ikut menjadi sponsor utamanya.

 Sesuai dengan moto dan cita-cita pendiriannya, UnTri akan siap menampung lulusan SLTA dari seluruh Indonesia dengan kualifikasi unggul, termasuk calon mahasiswa yang dinilai cemerlang tetapi sukar mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keluarganya kurang mampu. Oleh karena itu, selain menerima mahasiswa dari keluarga mampu, para calon mahasiswa diundang untuk memberikan perhatian kepada rekan-rekannya yang kurang mampu untuk ikut mendapatkan kesempatan kuliah dengan kemudahan dalam pembayaran uang kuliahnya. Pelajar yang mampu diharapkan menjadi pahlawan yang peduli sejak dini. Disamping itu UnTri mengundang banyak kalangan untuk ikut serta menyediakan beasiswa agar kesempatan bagi anak keluarga kurang mampu makin membesar.

 UnTri mengharapkan agar para lulusan dapat berjuang bersama rakyat banyak melepaskan diri dari lembah kemiskinan, karena itu secara khusus akan memberikan ciri khusus dalam proses pengembangan ekonomi biru (blue economy) yang memihak pada usaha untuk menggarap apa saja yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Kuasa dimuka bumi, dibawah langit biru, di lautan yang biru serta tidak meninggalkan kearifan dan sumber daya lokal yang melimpah. Prinsip ekonomi biru yang membangun tanpa sisa (zero waste) akan diajarkan kepada mahasiswa, agar setiap lulusan siap mengembangkan proyek atau kegiatan yang mengajak semua pihak untuk berpartisipasi tanpa kecuali, merangsang lembaga keuangan untuk tidak menahan uang pada pusat-pusat keuangan yang mewah, tetapi justru menggelontorkannya pada daerah pedesaan untuk mengolah segala sesuatu yang nampaknya tidak berharga tetapi sebenarnya masih merupakan loyang yang dengan gosokan sedikit saja, dengan tehnologi sederhana bisa dirubah menjadi emas yang tinggi nilainya dan membawa kemakmuran yang makin merata. Ukuran kegiatannya bukan nilai rupiahnya saja, tetapi berapa banyak keluarga kurang mampu bisa dientaskan karena diajak bekerja cerdas dan keras.

 Prinsip zero waste ini diharapkan akan mengubah pandangan rakyat banyak bahwa para sarjana adalah insan yang selalu meninggalkan orang kecil, pandai menciptakan proyek dengan menjadikan rakyat biasa sebagai penonton yang diharapkan tepuk tangannya saja. Ekonomi Biru yang akan menjadi program unggulan UnTri diharapkan akan memerankan setiap insan melalui program pemberdayaan yang berkelanjutan, sehingga mampu menjadi manusia yang berkarakter, unggul dan mandiri. Dalam kegiatan di lapangan para mahasiswa diharapkan dapat terjun ke lapangan dalam dua kegiatan besar. Yang pertama bergaul dalam kegiatan di pedesaan bersama-sama mendeteksi dan sekaligus menawarkan program dan kegiatan yang bisa dikerjakan dengan memanfaatkan kearifan dan modal yang tersedia secara melimpah di masyarakat luas serta trehnologi sederhana dengan pendampingan. Usaha pertanian dan pengolahan hasil pertanian dengan sistem zero waste dalam prinsip-prinsip ekonomi biru akan diperkenalkan langsung kepada rakyat banyak. Contoh yang konkret adalah pemeliharaan dan penggemukan sapi yang dengan sistem ekonomi biru setiap produk dan sisanya menjadi masukan untuk produk berikutnya. Kotoran sapi menjadi bahan baku gas untuk industri rumah tangga, sisanya menjadi pupuk untuk tanaman dan makanan ternak, selanjutnya ternak menjadi makanan utama manusia dan kotorannya dan seterusnya berkembang menjadi suatu rantai yang tidak ada habisnya. Begitu juga dengan produksi kedele, diubah menjadi tahu dan sisanya bisa menjadi bahan baku produk lainnya yang menguntungkan rakyat banyak.

 Pada tataran kedua para mahasiswa diharapkan dapat dimagangkan pada usaha menengah dan besar agar secara dini berkenalan dan dapat memberi masukan pada usaha menengah dan besar yang diharapkan juga akrab pada kepentingan rakyat banyak dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal. Upaya ini secara tidak langsung menghasilkan kegiatan ekonomi yang berjiwa Pancasila dengan lebih banyak mengharapkan adanya musyawarah dan partisipasi yang tinggi dari berbagai elemen yang hidup di kalangan rakyat banyak. Selamat atas pengukuhan Universitas TRILOGI dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan kalangan yang luas. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).