MENYONGSONG HARI LAHIRNYA PANCASILA

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Sejarah mencatat bahwa hari ini, 1 Juni, kita kenang sebagai hari lahirnya Pancasila. Dalam suasana sakral seperti ini kita patut mengenang kembali peristiwa yang begitu dahsyat dimana sesepuh bangsa, Bung Karno, menggali dan secara resmi melahirkan Pancasila. Kemudian daripada itu, bangsa ini dengan penuh kebanggaan menerima Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan berbangsa serta acuan untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus sebagai dinamisator untuk menggerakkan semangat membangun dan menjadikan bangsa ini sebuah bangsa yang menjadi kebanggaan seluruh umat manusia.

 Biarpun Pancasila yang digali dari khasanah budaya bangsa yang besar ini sejak lama diterima secara penuh sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara, masih saja ada orang, yang biarpun sedikit tetapi kalau dibiarkan bisa meracuni yang lain, menginginkan adanya pedoman lain. Ironinya, dalam mencari pedoman lain itu dikambing hitamkan dengan mendiskreditkan Pancasila melalui berbagai alasan. Orang-orang seperti itu lebih sering menyalahkan pemimpin kita seperti Bung Karno, Pak Harto atau yang lain menyelewengkan Pancasila. Padahal pedoman lain yang disodorkan itu justru tidak sejalan dengan budaya bangsa yang sangat menghargai persatuan dan kesatuan bangsa.

 Dalam pengertian yang sederhana Pancasila menghendaki adanya persatuan dan kesatuan yang sangat kental karena justru dengan persatuan dan kesatuan itulah kekokohan kehidupan bangsa secara gotong royong dapat menyelesaikan dan mengembangkan kekuatan bersama. Pancasila menghendaki munculnya team-team yang banyak melalui upaya mempersatukan segala kekuatan yang kita miliki karena budaya bangsa menyadari bahwa kekuatan bangsa Indonesia yang besar ini justru dari kebersamaan seluruh penduduk yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Kita bangun kebersamaan melalui team-team sederhana yang mungkin pada awalnya sangat lemah karena pendidikan dan keadaan sosial ekonomi penduduknya yang masih rendah. Melalui upaya pemberdayaan yang telatem dam intensif bisa dihasilkan “super team” yang kokoh dalam persatuan yang harmonis. Kita membangun kebersamaan untuk, seumpama sapu lidi, tidak sendiri-sendiri sebagai lidi, tetapi dengan menyatukan lidi menjadi sapu yang kokoh menjadi kekuatan yang tidak terpatahkan. Sapu lidi secara bersama dapat mengais kotoran dan menjadikan area yang disapu menjadi bersih menjadi wahana tumbuh suburnya kekuatan yang bisa menjadi kebanggaan seluruh anak bangsa.

 Dalam konteks menterjemahkan Pancasila dalam upaya pengentasan kemiskinan itulah kita membangun puluhan ribu, bahkan cita-citanya ratusan ribu Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di pedesaan. Setiap Posdaya merupakan forum silaturahmi untuk menyegarkan semangat Pancasila, semangat gotong royong mengembangkan Super Team yang menempatkan setiap keluarga, keluarga miskin dan keluarga kaya, bersatu memerangi musuh bersama, kemiskinan dan kebodohan, dan melalui kebersamaan itu kita mengantar bangsa ini bebas dan berdaulat untuk bersama-sama menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan yang adil dan merata. Keadilan yang tidak saja menjadi simbul dari mereka yang berhasil, tetapi keadilan yang dirasakan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita berjuang dalam musyawarah dan mufakat untuk sebesar-besar kesejahteraan bersama.

 Konteks pemberdayaan dalam kebersamaan itu mudah diucapkan tetapi sukar dikerjakan, lebih-lebih kalau menyangkut upaya bersama untuk bekerja dengan cerdas dan keras. Mereka yang sudah mapan sering sukar diajak bekerja keras tanpa secara nyata menguntungkan dirinya sendiri. Mereka yang miskin, dengan tawaran gencar bahwa pemerintah, atau minimal calon calon pemimpin, menjajikan segala sesuatu serba gratis kalau rakyat mau mencoblosnya menjadi pemimpin. Kebohongan yang sukar dikerjakan karena akhirnya yang membayar juga rakyat banyak. Sekaranglah waktunya untuk benar-benar memihak rakyat melalui upaya pemberdayaan mengantar rakyat bekerja cerdas dan keras untuk kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2013. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).