PERCAYA PADA KAUM IBU

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Sejak  jaman dahulu kala kaum ibu selalu menjadi tulang punggung keluarga, baik pada tingkat tinggi maupun pada tingkat yang paling bawah. Kemampuan ibu sebagai tiang keluarga diisi oleh kaum ibu dengan dedikasi dan pengorbanan yang sangat tinggi sehingga dalam agama Islam selalu dikatakan bahwa surga ada di tapak kaki seorang ibu. Karena itu wajib hukumnya untuk memberikan hormat yang tinggi kepada seorang ibu. Semasa hidup seseorang harus membalas jasa Ibunya karena ditangan ibunyalah kehidupan seseorang telah diantarkan dengan segala pengorbanan kepada kehidupan yang bahagia dan sejahtera.

 Dalam rangka Hari Kartini, besuk pagi, perlu kita hormati bahwa pada waktu kita mulai dengan Gerakan KB di tahun limapuluhan, kemudian menjadi program resmi di tahun 1970-an, kepernyaan kepada kaum ibu itu membawa hasil yang luar biasa. Kaum ibu di kota dan di desa-desa dengan gegap gempita menyambut baik ajakan untuk memperbaiki keluarga melalui penggunaan alat kontrasepsi agar keluarganya menjadi lebih ramping, jumlah anak-anaknya dapat dikendalikan sehingga kedua orang tuanya dapat dengan sungguh-sungguh bekerja keras memotong rantai kemiskinan dan mengantar anak-anaknya berjuang dengan bekal kesehatan yang prima, tingkat pendidikan yang memadai serta memperoleh pekerjaan yang lebih baik karena persiapan yang matang dapat dilakukan dengan lebih mudah, ringan dan lancar.

 Kita ingat betul bahwa Almarhum Presiden HM Soeharto dengan berani mengeluarkan Inpres Pendidikan dan Kesehatan agar kaum perempuan ditingkatkan kesehatan dan pendidikannya menjadi waras dan cerdas. Di mana mana didirikan klinik dan sekolah. Pada waktu yang sama dikukuhkan adanya Menteri Urusan Pemberdayaan Perempuan, bukan pemberdayaan kaum lelaki. Tujuannya jelas yaitu agar di segala bidang dan kesempatan, kaum perempuan dipacu dan ikut dalam pembangunan dengan terhormat. Kaum perempuan, biarpun pada masa lalu belum banyak mengenyam pendidikan, selalu ditaruh di depan dan diberikan peran yang sangat tinggi. Di kantor-kantor dibentuk Dharma Wanita yang diserahi tugas mendampingi kegiatan suaminya. Padahal suaminya memangku jabatan penting dan sangat strategis melalui berbagai syarat yang harus dipenuhinya dengan baik. Di desa dibentuk PKK dengan sepuluh program pokok yang sangat terkenal. Dalam lingkungan masyarakat luas, organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah, juga didorong mengembangkan sayap perempuannya. Organisasi Politik juga dipacu mengembangkan sayap kaum perempuannya.

 Hasilnya sungguh menakjubkan. Dewasa ini di tingkat desa banyak sekali organisasi dan lembaga masyarakat yang kegiatan anggota perempuannya sangat tinggi dan bervariasi. Kalau kekuatannya dapat digabungkan dengan kekuatan kaum lelaki yang bekerja di dalam dan di luar desanya, kekuatan masyarakat madani di desa itu akan sangat dahsyat. Oleh karena itu untuk mendampingi dan membantu aparat desa menggerakkan kekuatan masyarakat, para mahasiswa melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya mengajak kekuatan masyarakat yang dahsyat itu bersatu dalam kegiatan silaurahmi di desanya melalui Posdaya untuk mensukseskan pembangunan berbasis MDGs dan pemberdayaan keluarga di desanya. Tidak kurang dari 20.000 forum Posdaya telah terbentuk dan bekerja keras di desanya. Forum ini sama sekali tidak menggantikan lembaga atau organisasi yang ada di desa tetapi justru menjadi mitra dan wahana penggerak mensukseskan MDGs melalui upaya memperkuat delapan fungsi keluarga. Dalam forum itu, kaum perempuan memainkan peran yang sangat penting dan menjadi penggerak seperti halnya dalam gerakan KB di masa lalu. Selamat Hari Kartini dan pastinya Ibu Kartini akan sangat puas melihat gegap gempita perempuan Indonesia dalam pembangunan. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).