MEMBUKA KESEMPATAN EMAS UNTUK KELUARGA MISKIN

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Dalam pertemuan dengan Yayasan Damandiri yang didampingi oleh beberapa Rektor dan LPPM Perguruan Tinggi di Jawa Timur, Gubernur Jatim, DR. Sukarwo, mengucapkan terima kasih dan bersyukur bahwa program-program pembangunan dan pengentasan kemiskinan melalui kebijakan “pro poor, pro job dan pro growth”, telah mendapat dukungan luas dan membawa hasil yang membesarkan hati. Pada tingkat awal telah dikembangkan ribuan Koperasi Perempuan dengan modal yang disuntikkan langsung dari anggaran APBD, sehingga setiap koperasi bisa membantu memberikan pinjaman kepada anggotanya untuk bergerak dalam bidang ekonomi mikro tanpa kesulitan modal. Koperasi memberi pinjaman kepada anggotanya dengan sistem tanggung renteng tanpa harus menyediakan agunan untuk memulai usahanya.

 Disamping itu, melalui kebijakan yang simpatik, Gubernur dan jajarannya memberi restu dan mendukung pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang dilakukan oleh Yayasan Damandiri bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya, sehingga tidak kurang dari 10.000 Posdaya telah terbentuk di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur sebagai wahana silaturahmi untuk menyegarkan budaya gotong royong dan memperkuat berbagai lembaga pedesaan yang telah ada seperti Posyandu, Koperasi, perhatian terhadap ajakan membangun wirausaha serta perhatian terhadap lingkungan hidup dengan mengembangkan Kebun Bergizi. Intinya Posdaya ikut aktif mendorong masyarakat mengembangkan program dan kegiatan untuk mensukseskan penyelesaian sasaran dan target MDGs, sekaligus meningkatkan peringkat IPM di setiap daerah.

 Kegiatan Posdaya itu melengkapi upaya yang dilakukan dengan gegap gempita oleh pemerintah daerah dalam mendorong masyarakat dengan moto pro poor, pro job dan pro growth yang dilaksanakan serentak dengan mengajak semua kalangan untuk bekerja dengan cerdas dan keras. Upaya itu dilakukan dengan dukungan dibentuknya Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) yang dibiayai oleh Pemda sehingga keluarga sangat miskin, keluarga miskin dan keluarga hampir miskin yang bergabung dalam Posdaya dapat pula mengambil kredit dari Bank UMKM di Jawa Timur dimana 70 persen agunannya dijamin pemerintah melalui Jamkrida. Sisanya diagun dengan sistem gotong royong dalam pola tanggung renteng di Posdaya yang membinanya. Proses pengembangan itu berjalan cukup lancar sehingga di Jatim Bank BPD, Bank Bukopin dan BPR Nusamba mulai ikut bergabung menyediakan kredit dan tabungan Tabur Puja yang disediakan dalam rangka kerjasama Yayasan Damandiri untuk keluarga miskin atau keluarga pra sejahtera.

 Dalam kebijakan pro job Gubernur memberikan dukungan yang luar biasa terhadap pelatihan untuk berproduksi seperti pengolahan ikan, latihan jahit menjahit dan lainnya kepada keluarga miskin. Setelah mengikuti pelatihan mereka bisa mulai usaha dengan modal pinjaman yang dapat diambil dengan mudah dari Bank UMKM atau Bank BPD. Sebagai perkembangan yang positif, di Pacitan, segera disusul di Malang, Banyuwangi dan Kabupaten lainnya, mulai dibentuk Pusat Kulakan yang melayani warung milik keluarga miskin yang bergabung dalam Posdaya di desa atau di dukuhnya. Warung-warung keluarga miskin yang didukung rekannya keluarga yang lebih mampu itu mendapat kredit Tabur Puja dan mendadak mempunyai kartu debet yang dapat dipergunakan untuk belanja melengkapi warungnya dan berjualan dengan lancar. Penduduk miskin belajar melakukan transaksi dengan sistem giral.        

 Untuk melanjutkan kegiatan dengan modal Tabur Puja yang dibatasi sampai maksimum Rp. 2 juta itu, Gubernur merasa perlu bahwa bagi yang lulus dan berhasil melunasi pinjamannya disediakan pinjaman baru berupa Kredit untuk masyarakat ingin sejahtera (si Kumis) yang nilainya lebih dari Rp. 2 juta. Selanjutnya bisa naik menjadi Rp. 5 juta dan seterusnya sehingga keluarga miskin, kalau mau bekerja keras dan berhasil bisa berubah menjadi keluarga yang tidak lagi miskin melalui usaha yang mandiri. Kegiatan pro poor, pro job akhirnya ikut mendobrak peran pengusaha menjadikan Jatim provinsi pro growth dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin).