MENDIDIK ANAK BANGSA HIDUP BERSAMA UNTUK MAJU

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2012, Gubernur Sumatera Barat, Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, MSc. menggelar suatu acara yang sekaligus mewarnai upaya untuk mendidik anak bangsa menyegarkan persatuan, kesatuan dan budaya gotong royong untuk membangun dan maju bersama. Acara ini sekaligus mengawali rangkaian acara pendidikan untuk membudayakan perhatian dan kecintaan terhadap sesama untuk mengentaskan kemiskinan dan mengantar pembangunan keluarga sejahtera. Karena kecintaan terhadap sesama itu, maka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012 dikaitkan dengan upaya merangsang kepedulian, harmoni dan pemberdayaan terhadap tiga generasi, yaitu generasi anak-anak, remaja dan pemuda serta penduduk lanjut usia menyongsong Hari Lanjut Usia Nasional 2012. Upaya menyegarkan kembali budaya gotong royong sesama anak bangsa.

 Secara khusus Peringatan Hari Pendidikan Nasional diarahkan untuk mengembangkan kesadaran seluruh anak bangsa untuk belajar giat, agar kelak dapat bekerja cerdas dan keras memotong rantai kemiskinan, mendukung upaya pemberdayaan keluarga dan mengarahkannya menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera. Karena itu Hari Pendidikan Nasional ingin dijadikan pendorong semua pihak untuk ikut serta mendirikan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)  di seluruh Nagari dan Jarong-jorong di Sumatera Barat pada khususnya, dan di seluruh dukuh di seluruh Indonesia pada umumnya. Melalui Posdaya ingin didorong pengembangan pendidikan anak usia dini melalui PAUD, sekolah dasar, dan sekolah menengah. Tidak lupa secara inklusif diperhatikan anak-anak putus sekolah, atau anak yang tidak atau belum, mendapat kesempatan sekolah karena berbagai alasan agar bisa mengikuti kursus ketrampilan dan kursus-kursus paket A, B dan C untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara.

 Peringatan Hari Pendidikan Nasional dimaksudkan pula sebagai upaya menyadarkan generasi muda dan anak-anak agar tetap mencintai generasi lanjut usia. Generasi lanjut usia dewasa ini jumlahnya mencapai lebih dari 20 juta jiwa, sepuluh kali lipat dibandingkan jumlahnya pada tahun 1970-an. Generasi lanjut usia (lansia) berumur lebih panjang dan bukan lagi generasi yang tidak berguna. Lebih dari 18 juta jiwa masih tetap segar dan siap ikut membangun bangsanya. Oleh karena itu generasi lansia menempatkan diri sebagai generasi yang peduli, membangun harmoni, ikut mendukung proses pemberdayaan serta siap mengantar anak dan cucunya menjadi keluarga yang sejahtera. Oleh karena itu para lansia yang bergabung dalam PWRI dan organisasi lansia lainnya diajak mempersiapkan diri agar pada Hari Lansia Nasional 29 Mei nanti 2012, dapat menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa lansia kini adalah kekuatan pembangunan yang perlu diperhitungkan.

 Secara demografis setiap pertambahan umur akan mengantar seseorang makin menjadi tua dan akhirnya akan menjadi penduduk lanjut usia. Tetapi semangat pengabdian yang ada, pengalaman, dan kearifan yang dikembangkan selama hidup, perlu disumbangkan untuk anak cucu yang dicintainya, utamanya anak cucu keluarga miskin dan keluarga termarginal lainnya.

 Proses ajakan partisipasi semua kekuatan pembangunan, termasuk lansia, dalam gerakan nasional pengentasan kemiskinan yang dikembangkan dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, sekaligus dikaitkan dengan persiapan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2012. Kegiatan serupa akan dilakukan di Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan Jakarta sekaligus sebagai awal dari gerakan Lansia Peduli, Harmoni dan Pemberdayaan Tiga Generasi Membangun Bangsa. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum PWRI).