GERAKAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI GUNUNGKIDUL

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

 

Dalam suatu acara meriah yang disiarkan TVRI Yogyakarta, Ibu Bupati mengajak seluruh keluarga kaya dan miskin untuk saling berbagi kepedulian dan berbaik hati terhadap sesamanya. Ajakan itu mendapat sambutan yang gegap gempita dari rakyat banyak yang diwakili oleh para Camat serta kelompok-kelompok keluarga desa yang saling peduli terhadap sesama anak bangsa. Peristiwa yang digelar langsung dalam Acara Plengkung Gading pada TVRI Yogyakarta, didukung dengan gerakan pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa-desa dan dukuh di Gunungkidul. Ada beberapa Kecamatan yang dengan gigih telah membentuk beberapa Posdaya di desanya. Ada lagi yang baru selesai menyusun rencana dan ada pula yang masih menunggu peristiwa peluncuran untuk secara serentak membentuk Posdaya di desa di Gunungkidul. Bagi yang posdayanya sudah terbentuk, Bupati memberi kesempatan untuk memamerkan kegiatannya, antara lain membawa anak-anak balita yang sudah tergabung dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menggelar kemampuannya bernyanyi tanpa rasa takut di muka publik. Ada pula anak-anak PAUD yang berpakaian seragam rapi menyambut tamu dengan gelar drumband yang membanggakan.

 Disamping demonstrasi kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini, beberapa Posdaya yang telah terbentuk memamerkan produk-produk lokal garapan anggotanya yang variatif. Ada makanan kecil yang terbuat dari bahan lokal seperti keripik, gorengan lauk yang berasal dari bonggol pisang, beras serta dedaunan lain yang dengan pengolahan sederhana bisa tahan lebih lama sehingga mudah di pasarkan. Kemampuan lokal tersebut memberi harapan bahwa apabila keluarga desa dilatih dengan baik, bisa menghasilkan produk-produk yang baik, sehingga tidak mustahil muncul makanan lokal dengan bahan baku yang melimpah dan bisa menjadi komoditas yang laku jual dan menguntungkan.

 Salah satu yang menonjol dan disampaikan oleh salah seorang penduduk yang belasan tahun malang melintang menjadi kader KB adalah bahwa di masa lalu, mereka mempopulerkan masalah KB, tetapi sekarang setelah hampir semua keluarga ber-KB, para kader ini merasa nyaman karena diajak melakukan pemberdayaan dengan tujuan yang lebih luas, mengajak keluarga tidak saja pasang spiral tetapi juga berlatih ketrampilan dan memproduksi makanan atau bahkan belajar membatik untuk dijual dan untung. Keuntungan itu bisa untuk meningkatkan gizi anak-anaknya serta memperbaiki keadaan ekonominya bebas dari kemiskinan.

 Setiap Camat, dalam kesempatan launcing tersebut menyatakan tekadnya bahwa dalam enam bulan semua desa sudah akan mempunyai kelompok Posdaya. Dengan program-program utama dalam bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha dan lingkungan, apalagi dengan dukungan 7 Perguruan Tinggi di Yogyakarta yang akan mengirim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya dalam waktu dekat ini, mereka yakin Posdaya akan makin mahir menciptakan dan melaksanakan program-program utama tersebut. Apabila program utama tersebut telah mulai berjalan, diharapkan para ibu muda dan anak-anak putus sekolah bisa mengikuti pelatihan ketrampilan serta siap untuk bekerja.

 Dalam kesempatan launching tersebut diundang pula dua buah bank, yaitu Bank BPD Yogyakarta dan Bank Bukopin, yang sekaligus menyatakan kesediaannya untuk menyalurkan Kredit Tabur Puja yang secara khusus disiapkan untuk keluarga miskin atau keluarga tertinggal. Untuk mendapatkan kredit ini setiap keluarga miskin akan diampu atau menjadi anak angkat keluarga yang lebih mampu. Melalui sistem tanggung renteng antara keluarga mampu dan keluarga kurang mampu, diharapkan timbul gairah persatuan dan kesatuan yang makin kokoh sehingga kemiskinan akan diselesaikan secara mandiri oleh rakyat banyak.

 Kekompakan dalam kelompok tersebut akan menghantar keluarga miskin menjadi bagian dari upaya pengembangan wirausaha yang sekaligus berbentuk koperasi. Setiap kelompok bisa menjadi bagian dari upaya koperasi yang bergerak dalam bidang produksi atau perdagangan. Bagi mereka yang bergerak dalam bidang perdagangan, dengan persetujuan Ibu Bupati, melalui kerjasama dengan berbagai kalangan, akan disiapkan sistem usaha bersama. Apabila jumlah pengusaha warungan telah mencapai sekitar 100 sampai 150 usaha mikro, yang dimiliki keluarga miskin, diharapkan dapat disiapkan pusat perkulakan untuk membantu warung-waung mereka di pedesaan dan pedukuhan. Program ini diharapkan akan merangsang pertumbuhan pelayanan masyarakat dengan barang-barang untuk keperluan pembangunan serta keperluan konsumtif yang diolah dari bahan baku lokal atau produk lain dengan harga yang terjangkau karena dibeli dalam jumlah besar.

 Kegiatan launching yang dihadiri oleh semua stakeholders kabupaten tersebut mendapat dukungan komitmen yang tinggi serta siap langsung beroperasi karena mendapat pendampingan aparat daerah dan mahasiswa serta dosen dari 7 perguruan tinggi di Yogyakarta. Semoga menjadi pendorong persatuan dan kemandirian keluarga yang lebih sejahtera. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).