PEDULI ANAK BANGSA MELALUI KEBUN BERGIZI

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

Bulan Maret biasanya dikenal sebagai bulan kebangkitan upaya pengentasan kemiskinan, karena banyak peristiwa dimana para pemimpin memberikan perhatian kepada anak bangsa yang terpuruk dengan memunculkan upaya pengentasan kemiskinan secara sistematis, Perhatian para pemimpin itu ternyata bukan menjadi monopoli kaum lelaki pada tingkat tinggi. Banyak calon pemimpin perempuan pada akar rumput yang mempunyai gagasan tetapi belum berani tampil karena merasa belum menemukan atau merasa tidak pada posisi yang menguntungkan.

 Minggu lalu, dalam rangka kuliah perdana penerimaan mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) di Jakarta, Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, mengembangkan pemikiran bahwa mahasiswa sangat diharapkan menjadi calon pemimpin masa depan yang tidak saja mempunyai karakter yang tangguh, tetapi sejak awal, dalam status mahasiswa, segera dekat dengan rakyat melalui kegiatan nyata yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Salah satu dari upaya yang membawa mahasiswa dekat dengan rakyat tersebut adalah melalui Kuliah Kerja Nyata tematik Posdaya atau kegiatan lain yang membawa mahasiswa membaur dengan masyarakat luas.

 Para mahasiswa UHAMKA yang sebagian terdiri dari guru-guru sekolah menengah pertama dan atas dari Jakarta, daerah sekitarnya serta dari daerah-daerah lain seperti NTB, Jawa Barat dan lainnya, secara spontan memberikan reaksi yang positif atas ajakan itu. Pertanyaan tentang cara terbaik untuk menyelesaikan kemiskinan dan langkah-langkah jitu untuk mengurangi atau menghilangkan tingkah para petugas yang suka memotong bantuan kepada rakyat perlu dicari agar upaya yang dirancang dengan baik oleh pemerintah dapat mendorong pemberdayaan rakyat dengan dinamis dan menghasilkan perubahan yang berarti. Tingkah aparat yang tidak bertanggung jawab membuat masyarakat, menurut mahasiswa itu, bisa frustasi kalau karena tingkah itu, upaya pemberdayaan terasa seperti berjalan di tempat.

 Ada pula seorang mahasiswi yang dengan lantang tidak mau kalah dari mahasiswa lelaki yang menyatakan siap aktif di sekolah dimana dia bekerja. Mahasiswi, sebut namanya Siti, yang kebetulan sehari-harinya bekerja sebagai guru sebuah SMK Pertanian ingin lebih dekat dengan masyarakat di sekitar atau di pedesaan bersama murid-muridnya. Dia meminta agar upaya seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) bisa juga dipraktekkan dengan memberikan kesempatan kepada guru dan siswa ikut aktif membangun jaringan dengan anak-anak muda di pedesaan dan bersama masyarakat membangun bangsa. Sekolahnya, yang sekolah SMK Pertanian, bisa menjadi penggerak pengembangan Kebun Bergizi untuk mengantar Indonesia sehat dan sejahtera.

 Tekad para dosen dan mahasiswa tersebut mendapat perhatian Direktur Pascasarjana UHAMKA, Prof. Dr. Santoso Murwani dan tanggapan Rektor UHAMKA, Prof. Dr. H. Suyatno, MPd. Akhirnya disepakati secara bulat untuk menjalin kerjasama yang lebih erat antara UHAMKA dengan yayasan Damandiri. Naskah MOU Kerjasama segera ditanda tangani dimuka ratusan mahasiswa yang mengikuti kuliah perdana, para dosen dan pimpinan program studi yang hadir memenuhi ruang auditorium yang megah di perguruan tinggi yang sedang berkembang itu.

 Dalam kerjasama ini disepakati UHAMKA akan menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya dimana para mahasiswa ikut aktif mengembangkan Posdaya di desa dan pedukuhan yang dipilihnya. Rektor UHAMKA Prof Dr. H. Suyatno, MPd, yang menanda tangani MOU merasa sangat berbahagia bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya bergabung dengan 90 perguruan tinggi  lain yang selama ini telah melaksanakan KKN Tematik Posdaya dengan hasil yang memuaskan. Semoga kerjasama ini membawa manfaat bagi semua pihak. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).