PERCEPATAN PEMBANGUNAN BERSAMA RAKYAT

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

 

            Oleh karena itu kegiatannya berkunjung kepada rakyat secara langsung dan rutin tidak lain adalah mengembangkan dan membina RW dan keluarga di dalamnya menjadi warga unggul melalui rangsangan dan ajakan bekerja cerdas dan keras dalam partisipasi kemitraan dengan aparat pemda di setiap jajarannya. Gubernur berjanji, setelah melihat hasil kegiatan ibu-ibu PKK dan gerakan rakyat yang sangat menakjubkan, untuk melanjutkan pembangunan berbasis komunitas tersebut dengan percepatan yang lebih luas melalui pembangunan yang menguntungkan rakyat banyak. Seluruh SKPD dan jajarannya di tingkat kota, kecamatan dan RW/RT diperintahkannya untuk menempatkan rakyat menjadi titik sentral pembangunan. Gubernur memberi arahan agar semua sarana yang dibutuhkan oleh rakyat banyak untuk pemberdayaan diberikan prioritas yang tinggi, sehingga partisipasi masyarakat secara nyata bisa menghasilkan produk pembangunan yang menguntungkan rakyat dan segera dapat dinikmati oleh rakyat banyak.

             Pendekatan pembangunan yang merakyat tersebut tidak langsung menghasilkan proyek-proyek monumental yang menyerap dana trilyunan rupiah atau menghasilkan gedung tinggi yang gemerlap atau pasar modern yang dingin dan nyaman, tetapi kampung yang semula kumuh dengan perbaikan fasilitas pendukungnya akan menghasilkan suasana kehidupan yang lebih nyaman. Kampung Rawa yang menjadi pusat kunjungan Gubernur dengan jajarannya termasuk kampung yang sangat padat, bahkan demikian padatnya konon rumah-rumahnya banyak dihuni secara bergiliran. Pada pagi hari, siang dan malam hari penghuninya berbeda karena mereka tidur di rumah tersebut secara bergiliran pada waktu penghuni lainnya sedang bekerja di tempat kerja masing-masing.

             Secara gotong royong, dengan pendampingan petugas pemerintah, fasilitas kesehatan, pendidikan dan lingkungan hidup tertata rapi. Dimana-mana, menurut selera warga, terpampang anjuran untuk hidup sehat. Anjuran itu tidak tersaji melalui poster-poster besar beranekaragam buatan Biro Iklan yang dikontrak pemerintah, tetapi terpampang melalui lukisan indah yang dibuat oleh seniman dari kampung padat tersebut di tembok-tembok dalam gaya yang menarik dan mengandung anjuran hidup sehat, memelihara kebersihan kampung, anjuran penyediaan bak sampah, serta kesiap-siagaan melawan nyamuk melalui upaya menghilangkan jentiknya secara terus menerus. Di sudut-sudut kampung yang padat itu rakyat menyediakan fasilitas Posyandu, dan tempat-tempat tertentu dimana keluarga mengurus KB dan anak balitanya. Di bagian lain tersedia secara sederhana tempat-tempat berkumpul penduduk lanjut usia untuk silaturahmi dan menikmati kebersamaan dalam hidup yang lebih panjang dan sejahtera.

             Kegiatan untuk hidup makin panjang dan sejahtera tersebut membawa hasil yang menakjubkan. Penduduk di kampung yang padat itu selama tahun 2011 hanya mencatat tiga orang saja terserang demam berdarah dan berharap selama tahun 2012 tidak satupun terserang penyakit yang paling suka pada permukiman kumuh. Konon, menurut cerita petugas kesehatan di wilayah itu, kampung ini mempunyai penduduk lansia yang usianya bisa melebihi 80 tahun, sehingga bersama sama menghasilkan usia harapan hidup tinggi. Untuk mendukung kegiatan pembangunan yang lebih merata, sesuai harapan Presiden yang dituangkan dalam Inpres nomor 3 tahun 2010, wilayah ini baru saja membentuk Forum Komunikasi Pemberdayaan Keluarga (Rukodaya) yang di provinsi atau kabupaten/kota lain disebut sebagai Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).

             Kampung ini menyelenggarakan pendidikan anak usia dini melalui fasilitas PAUD yang menampung anak-anak balita hasil pengembangan Bina Keluarga Balita (BKB) yang selama ini dkembangkan oleh BKKBN. Dalam kunjungan Gubernur yang akrab itu mereka minta agar tenaga-tenaga guru PAUD yang ada ditingkatkan kualitasnya sehingga masa depan anak-anak lebih mudah dan lancar mengikuti pendidikan yang dijanjikan oleh Gubernur akan ditingkatkan sebagai Wajib Belajar 12 tahun. Anak-anak muda putus sekolah, usia tanggung dan remaja, diberikan kesibukan pelatihan ketrampilan yang menghasilkan produk laku jual, antara lain kaos yang menarik dan segera dipesan oleh Gubernur sebagai seragam gerakan pembangunan. Tidak kalah gebyarnya, Ketua Yayasan Damandiri juga memesan model kaos yang sama untuk seragam tenaga sukarela yang akan bergerak dalam upaya percepatan pembangunan yang diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan menyelesaikan target-target MDGs.

             Kampung kumuh dan padat yang dimasa lalu sering menghasilkan gesekan dan perkelaian antar remaja itu mulai berubah menjadi kampung yang makin damai. Anak-anak remaja diberikan pelatihan ketrampilan dan disediakan alat-alat musik agar anak muda bisa mengembangkan bakat seni dan bermain musik. Para sesepuh, alim ulama dan masyarakat mengembangkan forum silaturahmi yang disebutnya sebagai Forum Keserasian yang menjadi ajang diskusi mencari solusi terhadap gesekan dan permasalahan bersama yang bisa terjadi dalam keadaan padat dan penuh ketegangan. Forum dan berbagai kegiatan pembangunan yang dirancang dan didukung Gubernur berbasis komunitas tersebut membawa hasil. Karena itu Gubernur mengajak Yayasan Damandiri ikut serta terlibat mempercepat dan memperluas ke RW dan RT di kecamatan atau di kota lainnya di Jakarta melalui forum Rukodaya atau Posdaya. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).