BERSAMA POSDAYA MASJID MEMAKMURKAN UMAT

Oleh: Prof Dr Haryono Suyono

 

Akhir bulan lalu, Bupati Malang, Drs. H. Rendra Kresna, BcHK, MM, dengan wajah ceria berkunjung ke Posdaya Masjid  Baiturrohman, di dusun Pulesari, Desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupatern Malang, yang kebetulan berada tidak jauh dari kediamannya. Masjid ini selama beberapa waktu lamanya dikembangkan oleh Rektor UIN, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, bersama dosen pembimbing yang dipimpin oleh Dr. Hj. Mufidah, CH, SAg dan para mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam kegiatan KKN tematik Posdaya menjadi salah satu pusat pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis Masjid. Karena keberhasilannya, Posdaya berbasis Masjid tersebut minggu lalu ditinjau oleh wakil-wakil dari 39 Perguruan Tinggi dan Pimpinan Masjid dari seluruh Indonesia yang mengadakan studi banding ke beberapa Posdaya berbasis Masjid di Malang dan Yogyakarta.

Dengan wajah berseri dan penuh kebanggaan Bupati berterima kasih karena Masjid di desanya telah berhasil menjadi salah satu contoh pengembangan usaha memakmurkan umat melalui dukungan yang diperankan Masjid yang ditingkatkan sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yang paripurna serta bersemangat gotong royong peduli dan membantu keluarga yang menjadi jamaah masjidnya melepaskan diri dari lembah kemiskinan. Bupati dalam sambutan yang penuh semangat menyatakan bahwa Masjid Baiturrohman yang dipenuhi wakil-wakil Pimpinan UIN dan Perguruan Tinggi dari berbagai provinsi itu telah berkembang seperti Masjid pada jaman Nabi Muhammad saw, yaitu menjadi pusat dakwah dan pengembangan sumber daya manusia serta mengantar ummat Islam menjadi keluarga yang sakinah dan mandiri.

 Para peserta yang sedang tekun mengembangkan Posdaya di daerahnya melalui berbagai basis, menjadi terbuka bahwa Masjid bisa menjadi salah satu basis pengembangan yang sangat efektif karena keluarga yang biasa beribadah di Masjid dengan penuh kepercayaan bisa mengirim anak-anak balita untuk ikut dalam kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan di ruang-ruang pertemuan dan halaman Masjid. Lebih dari itu keluarga di sekitar Masjid bisa melihat bahwa anak-anak mereka sejak dini menambah pertemanan sesama anak-anak yang beragama Islam. Anak-anak sejak dini diperkenalkan pada budaya Islami, melakukan pelatihan sholat dan segala sesuatu menurut ajaran agama Islam.

 Kakek dan nenek yang mengantar cucu-cucunya mengikuti pendidikan PAUD merasa tenteram karena selama cucunya belajar bisa ikut memperlancar bacaan kitab suci Al-Qur’an dan melakukan ibadah berjamaah dengan teman-temannya dengan teratur. Cucu-cucunya tenang belajar dan ibadahnya bertambah teratur dan khusuk dalam jamaah yang penuh kasih sayang. Orang tua anak balita, khususnya ibunya yang ikut berangkat ke Masjid bisa mengikuti pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pengurus Posdaya di Masjid, sehingga keluarganya merasa sangat tenteram karena anak-anak balita, nenek, juga kakek, seluruhnya pergi ke Masjid menunaikan berbagai fungsi keluarga dalam suasana tenang dan penuh kedamaian.

 Dalam program Posdaya yang berorientasi pada sasaran dan target MDGs, para pengurus Posdaya berbasis Masjid mengadakan pelatihan ketrampilan diikuti pengembangan kursus-kursus Paket A, B dan C yang memberi tuntunan agar anak putus sekolah yang belum menamatkan SMP atau SMA dapat memperoleh pencerahan dan akhirnya mengikuti ujian persamaan untuk kesempatan kerja yang lebih baik. Kursus-kursus paket yang diikuti anak perempuan memungkinkan pengembangan kesetaraan gender tanpa harus mendengarkan pidato tetapi diisi karya nyata yang mengangkat derajat dan kesamaan antara laki dan perempuan melalui aksi nyata.

 Masjid Baiturrohman yang dikunjungi tamu dari 39 perguruan tinggi dan pimpinan Posdaya berbagai daerah itu juga menyajikan hasil produk dari usaha dagang dan industri mikro yang dikembangkan oleh keluarga anggota Posdaya berbasis Masjid tersebut. Keluarga yang baru mulai belajar usaha menyajikan kearifan lokal dalam bentuk produk-produk sederhana yang diolah dari bahan baku yang tersedia di desanya. Ada telor bebek asin, masakan olahan dari ikan lele berupa lele goreng, abon dan lainnya. Produk yang semula hanya terbatas pada satu sistem olahan, melalui pelatihan yang tekun, dari bahan yang sama bisa disajikan dalam berbagai bentuk dengan rasa yang lebih baik dan daya tahan yang lebih lama.

 Halaman masjid dimanfaatkan untuk mengembangkan bibit dan sayuran yang disebar ke keluarga jamaah menjadi Kebun Bergizi yang menolong penduduk secara setapak demi setapak menanami halaman rumahnya menjadi gelaran tumbuhan sayuran yang setiap saat dipergunakan untuk menambah masukan gizi keluarganya. Konon minggu ini wakil dari sekitar 70 Masjid di daerah Malang dan kabupaten sekitarnya yang bergabung dalam binaan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang akan mengikuti pelatihan membuat Kebun Bergizi dengan kualitas yang sangat baik pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Propinsi Jawa Timur di Malang yang dipimpin oleh Dr. Sudarmadi Purnomo.

 Apabila pelatihan berhasil, Insya Allah sekitar 70 Masjid yang telah mengembangkan Posdaya berbasis Masjid akan menjadi pusat persemaian tanaman sayur, ternak dan sekaligus tempat pengolahan sampah menjadi pupuk organik yang diperlukan untuk menyuburkan Kebun Bergizi di halaman rumah jamaah Masjid anggota Posdaya. Secara kebetulan pada saat diadakan pelatihan akan datang melakukan studi banding utusan dari Universitas Tadulako, Universitas Muhammadiyah Palu dan wakil-wakil Pimpinan Aisyiyah dari Palu. Mereka akan mengamati perkembangan Posdaya di Malang dan sekaligus mengikuti pelatihan pembuatan Kebun Bergizi. Insya Allah Posdaya berbasis Masjid membawa kemakmuran dan kesejahteraan untuk ummat manusia. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri).